A. PENDUDUK
1. Pengertian Penduduk
Penduduk
adalah mereka, sekelompok orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah wilayah
atau daerah negara .Ada juga yang dikenal dengan bukan penduduk, yaitu mereka
yang tinggal dalam sebuah negara tapi tidak ingin tinggal di negara tersebut.
Dalam
pengertians ederhana, penduduk adalah kelompok orang yang menempati suatu
wilayah tertentu. Ada beberapa hal yang berkaitan mengapa sekelompok orang
tersebut tinggal disebuah negara, bisa jadi karena ada faktor kemanan, faktor
pekerjaan dan masih banyak lainya.
Kesimpulan
dari pengertian penduduk adalah mereka sekelompok orang yang tinggal dinegara
atau wilayah tertentu. Di negara kita, pasal yang khusus mengatur mengenai
masalah kependudukan diatur dalam pasal 26 UUD 1945.
2. Faktor-faktor pertambahan penduduk
Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor –
faktor demografi sebagai berikut :
I. Kematian (Mortalitas)
II. Kelahiran (Natalitas)
III. Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk
dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor
tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu
penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi
selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
menanggung resiko tersebut.
I. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen.
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya
angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro
mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor
ini adalah:
– Sarana kesehatan yang kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
– Terjadinya berbagai bencana alam
– Terjadinya peperangan
– Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
– Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor
ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.
– Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
– Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
– Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
– Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
Angka Kematian Kasar ( Crude Death
Rate/CDR )v
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap
1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
Angka Kematian Khusus Menurut Umur
Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)v
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui
kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya
pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada
kelompok usia muda jauh lebih rendah.
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality
Rate = IMR)v
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap
seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat
kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka
tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu
melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
– Rendah, jika IMR antara 15-35.
– Sedang, jika IMR antara 36-75.
– Tinggi, jika IMR antara 76-125.
II. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro
natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan
malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum
ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun
dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak
diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara
lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau
kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan
sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB
banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti
pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang
merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak
karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti
itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau
penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil
misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya
nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai
anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga
mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang
baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah
akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih
tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak
anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran
(Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah
bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini
disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang
meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa
kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal
hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak
makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua
wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan,
yaitu :
a. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk
mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok
wanita.
• Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan
jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk
wanita.
• Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka
yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur
tertentu antara 15-49 tahun.
III. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat
lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan
perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga
migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar
wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
Pengertian mengenai perubahan ini sangat penting dalam kaitannya dengan
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, dan memang jenis sumberdaya
inilah yang seringkali dikhawatirkan akan segera punah.
2. Lingkungan social budaya
Subyek utama dalam mengungkap permasalahan lingkungan hidup adalah manusia.
Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan yang sangat erat.
Keduanya saling memberi dan menerima pengaruh satu sama lain. Pengaruh alam
terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam
lebih bersifat aktif.
3. Potensi ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak
kegiatan ekonomi atau usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan
mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman
modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan,
penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada
usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
SUMBER PANGAN
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan, terlebih dizaman
yang sedemikian modern teknologi pangan sudah sedemikian maju, ironis sekali
apabila melihat keadaan bangsa ini yang masih tertatih-tahih untuk mencukupi
kebutuhan pangannya sendiri.Perkembangan dewasa ini pangan telah diandalkan
sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh.Bahkan bila dimungkinkan,
pangan harus dapat menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari penyakit
tertentu. Dari sinilah lahir konsep pangan fungsional.Oleh sebab itu
pangan hendaknya bukan sekedar sebagai sesuatu yang bisa dimakan.tetapi juga
harus memiliki manfaat.
Definisi pangan menurut Badan POM adalah sumber makanan yang
secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa
yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi
sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori
berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh
masyarakat.Selain tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek
samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme.Jadi dapat
disimpulkan, sumber pangan berarti segala potensi makanan yang dapat dikonsumsi
oleh masyarakat , sehat, layak dan memeliki kandungan yang bermanfaat.
JENIS-JENIS SUMBER PANGAN DAN GIZI DI INDONESIA
a. Jenis Gandum
1. Beras Putih
Secara umum, beras adalah
gabah yang bagian kulitnya telah dibuang dengan cara digiling sehingga yang
tertinggal hanya bulir gabahnya. Bulir gabah yang telah melalui
penggilingan tersebut adalah endosperm yang merupakan bagian utama butir
beras.Kandungan dalam endosperm adalah protein yang cukup banyak, selulosa,
mineral, dan vitamin.
Jika gabah tidak melalui penggilingan, sebenarnya bekatul
dari gabah banyak mengandung vitamin B1, protein, lemak, vitamin B2,
dan niasin.Namun, karena harus melalui penggilingan, kandungan gizi beras
menjadi berkurang karena kulit luar pembungkus biji beras (bekatul) yang
sebenarnya memiliki banyak kandungan gizi terbuang percuma.Bekatul mengandung
Vitamin B15 yang memiliki manfaat untuk meningkatkan asupan oksigen ke dalam
otak serta menambah sirkulasi oksigen di dalam jaringan otot
jantung. Bekatul kaya akan protein, lemak, mineral, vitamin B kompleks,
serta serat pencernaan.
Kandungan gizi beras sangat bergantung pada jenis beras dan
cara pengolahannya. Namun, secara umum, beras adalah sumber energi dan protein
yang membantu memberikan energi pada tubuh manusia.Selain itu, beras mengandung
berbagai mineral dan vitamin. Protein yang terkandung dalam beras dikenal
dengan nama protein glutelin yang tidak larut dalam air. Protein beras yang
lain, yaitu lisin yang memiliki kandungan cukup tinggi di dalam beras.
2. Beras Merah
Beras merah lebih sehat karena umumnya ditumbuk atau pecah
kulit, sehingga kulit ari yang lazim disebut bekatul yang kaya serat dan minyak
alami itu masih menempel.Lemak yang terkandung pada kulit ari adalah
lemak esensial, yang penting bagi perkembangan otak.Kandungan serat alaminya
juga memberi efek kenyang serta membersihkan saluran pencernaan.
Kadar karbohidrat beras merah sekitar 77,6 gram per 100 gram
bahan. Sementara kadar protein beras merah sekitar 7,5 gram per 100 gram bahan,
sedikit lebih tinggi daripada beras putih, 6,8 gram per 100 gram bahan.
Daripada beras putih, beras merah lebih unggul kandungan
vitamin dan mineralnya. Beras merah mengandung vitamin B1 (thiamin) lebih
tinggi ketimbang beras putih, masing-masing 0,21 dan 0,12 miligram per 100 gram
bahan.Kandungan mineral yang paling menonjol pada beras merah adalah kalsium
dan fosfor. Kadar kalsium pada beras merah 16 mg per 100 g dan fosfor 163 mg
per 100 gram bahan. Mineral lain yang terdapat pada beras merah
adalah selenium.Kadar selenium pada 100 gram beras merah 39 mikrogram.
b. Umbi-umbian
1. Kentang
Kentang mengandung vitamin C dan mineral yang cukup tinggi.
Kandungan karbohidrat kentang sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak
0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang sekitar 80
kalori.
Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin
C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram kentang. Umbi-umbian lainnya
sangat miskin vitamin C. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin
dan tiamin (vitamin B1).
Kentang juga mengandung berbagai mineral seperti kalsium (26
mg/100 g), fosfor (49 mg per 100 g), besi (1,1 mg/100 g), dan kalium (449
mg/100 g). Sementara kandungan natriumnya sangat rendah, yaitu 0,4 mg/100 g.
Rasio kalium terhadap natrium yang tinggi pada kentang
sangat menguntungkan bagi kesehatan, khususnya dalam mencegah penyakit tekanan
darah tinggi (hipertensi)
2. Umbi Garut
Kata garut berasal dari kata arrowroot yang berarti tanaman
yang mempunyai akar rimpang (umbi) berbentuk seperti
busur panah.Umbi garut memiliki tekstur lembut dan mudah dicerna.Itu sebabnya
umbi garut sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh seseorang yang baru sembuh
dari sakit.Juga cocok dikonsumsi anak yang mengidap autis.
Tingginya kadar karbohidrat dan energi membuat umbi garut
dapat digunakan sebagai pengganti karbohidrat. Kadar proteinnya relatif rendah
ketimbang tepung beras atau tepung jagung, tetapi setara dengan protein sagu,
tepung singkong, tepung kentang, maizena, dan tapioka.
Rendahnya protein tepung umbi garut dapat disiasati dengan
mengombinasikannya bersama bahan pangan sumber protein. Dalam industri makanan,
pati garut dimanfaatkan sebagai bahan baku jenang (dodol), kue dadar, kue
semprit, cantik manis, roti, biskuit, cendol, puding, keripik, mi, glukosa
cair, serta makanan bayi.
Pati garut dapat digunakan sebagai pengganti sebagian atau
seluruh tepung terigu pada industrimakanan.Dalam pembuatan roti tawar,
tepung garut dapat mensubstitusi terigu sebanyak 10-20 persen, sedangkan pada
pembuatan mi kering, dapat mensubstitusi tepung terigu hingga 15-20 persen
3. Umbi Talas (Colocasia sp.)
Talas juga berpotensi menjadi makanan pokok selain betas
karena mengandung karbohidrat dan zat gizi lainnya.Karena kandungan karbohidrat
pada talas cukup tinggi meskipun tidak sebesar singkong, beras, maupun gandum.
Komponen terbesar dari karbohidrat talas adalah pati yang mencapai 77,9 persen.
Pati umbi talas terdiri atas 17-28 persen amilosa, sisanya 72-83 persen adalah
amilopektin.
Tingginya kadar amilopektin menyebabkan talas bersifat pulen
dan lengket seperti beras ketan. Keunggulan lain dari pati talas adalah mudah
dicerna, sehingga cocok digunakan sebagai makanan bayi atau penyembuhan pasca
sakit.
Talas juga memiliki kadar protein yang lebih baik. Protein
ini mengandung beberapa asam amino esensial meski miskin histidin, lisin,
isoleusin, triptofan, dan metionin.Untuk meningkatkan kualitas
protein, talas dapat dikonsumsi dengan kacang-kacangan.Talas juga
mengandung lemak, vitamin, dan mineral.
Seperti umbi-umbian lain, umbi talas juga mengandung
oligosakarida, terutama rafinosa. Oligosakarida tersebut tidak tercerna di
dalam usus halus, tetapi masuk ke dalam usus besar.Didalam usus besar,
rafinosa difermentasi oleh sejumlah mikroflora menghasilkan bermacam gas,
seperti metan (CH4), karbon dioksida (C02), dan hidrogen (H2).
Akumulasi gas-gas tersebut menyebabkan kembung, sehingga
orang sering buang gas (kentut) setelah makan talas.Namun, proses
pemasakan seperti perebusan, penggorengan, pengukusan, atau pemanggangan yang
cukup dapat membantu mereduksi senyawa rafinosa pada talas.
4. Singkong
Salah satu umbi yang memiliki nilai strategis sebagai
pengganti nasi putih adalah singkong.Singkong mengandung karbohidrat sangat
tinggi, sekitar 34-38 gram per 100 gram.Kandungan energinya 146-157 kalori per
100 gram bahan. Namun, kadar protein dalam singkong tergolong rendah, sehingga
harus diimbangi dengan pangan sumber protein saat mengonsumsinya.
Dibandingkan singkong putih, singkong kuning memiliki
keunggulan kandungan provitamin A, yang di dalam tubuh diubah menjadi vitamin
A. Kadar provitamin A pada singkong kuning setara dengan 385 SI vitamin A per
100 gram, sedangkan singkong putih tidak mengandung vitamin A.
Satu hal yang perlu diwaspadai pada pengolahan singkong
adalah kandungan asam sianida (HCN) yang bersifat racun. Ada empat golongan
singkong berdasarkan kadar HCN-nya: golongan yang tidak beracun (sekitar 50 mg
HCN per kg umbi segar), golongan beracun sedikit (50-80 mg HCN per kg umbi
segar, golongan beracun (80-100 mg HCN per kg umbi segar), dan golongan sangat
beracun (lebih dari 100 mg HCN per kg umbi segar).
Singkong pun menjadi makanan utama di daerah Gunung
Kidul.Tetapi, kedudukan singkong mulai bergeser karena penduduk sudah mulai
terbiasa makan nasi yang didatangkan ke daerah itu.
5. Suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennstedt) Nicolson)
Suweg merupakan salah satu jenis Araceae yang berbatang
semu, memiliki satu daun tunggal yang terpecah-pecah. Jenis ini jarang
dibudidayakan, umumnya tumbuh di hutan-hutan jati atau kebun yang tidak
dipelihara. Seperti halnya talas, suweg juga mengandung kristal kalsium oksalat
yang membuat rasa gatal. Senyawa ini dapat dihilangkan dengan cara perlakuan
dan perebusan. Suweg memiliki kandungan kalsium yang baik bagi pertumbuhan
anak, dapat menguatkan tulang dan gigi baik bagi anak maupun orang dewasa.
Umbinya dapat dipanen 8 – 10 bulan. Beberapa daerah pengamatan dan cara
pengolahannya yang dikunjungi antara lain Wonosari dan Malang.
6. Ganyong (Canna indica L.)
Seperti halnya dengan tanaman garut, ganyong umumnya tumbuh
berumpun di bawah naungan antara lain: jati, bambu, pisang, biasanya ditanam
secara tumpang sari namun belum secara intesif. Umumnya, hasilnya untuk
konsumsi keluarga saja. Dikenal 2 macam ganyong yaitu ganyong berdaun merah dan
berdaun putih, meskipun umbinya berwarna putih dan mempunyai rasa yang sama. Di
Jawa Barat ganyong dikenal dengan nama ganyol.
Untuk umbi ganyong, data Direktorat Gizi Depkes RI
menyebutkan bahwa kandungan gizi Ganyong tiap 100 gram secara lengkap terdiri
dari kalori 95,00 kal; protein 1,00 g; lemak 0,11 g; karbohidrat 22,60 g;
kalsium 21,00 g; fosfor 70,00 g; zat besi 1,90 mg; vitamin B1 0,10 mg; vitamin
C 10,00 mg; air 75,00 g.
7. Gadung (Dioscorea
hispida Dennst.)
Jenis ini dicirikan dari daunnya yang terdiri dari 3 helai
daun dan batangnya yang berbulu dan berduri tersebar sepanjang batang dan
tangkai daun. Umbinya berwarna coklat muda, diliputi rambut-rambut akar yang
besar dan kaku. Umbi gadung tidak dapat dikonsumi secara langsung karena
beracun sehingga harus diberi perlakuan tertentu sebelum diolah. Produk hasil
olahan biasanya berupa kripik gadung. Dari pengamatan di pasar tradisional di
beberapa daerah diketahui produk kripik gadung baik mentah maupun matang telah
jarang dijumpai, tampaknya telah didominasi oleh kripik kentang.
8. Uwi (Dioscorea spp.)
Ada beberapa varietas dari uwi dan penamaannya di tiap
daerah juga berbeda-beda. Di daerah Wonosari (Yogyakarta) dan desa Poncokusumo
(Malang-Jawa Timur), terdapat varietas uwi putih dan uwi ungu (”gadung” dalam
bahasa JawaTimur). Di Kutowinangun (Jawa Tengah), dikenal yang namanya uwi
bangkulit (kulit luarnya berwarna merah “abang” dalam bahasa Jawa Tengah),
sedangkan di daerah Garut dikenal varietas huwi manis/kalapa (karena rasanya
manis seperti kelapa) dan huwi hideung (karena warna hitam. “”hideung”
hitam dalama bahasa Sunda). Umbi uwi ini biasanya dipanen sekitar umur 6-8
bulan. Pemanfaatan uwi sebagai sumber bahan pangan biasanya hanya sebatas dikonsumsi
sebagai pengganti nasi dengan cara dikukus, atau di kecamatan Leles,
Kabupaten Garut, uwi biasanya digunakan untuk acara sawaka (7 bulanan masa
kehamilan).
Uwi memiliki fosfor dengan kandungan tinggi yang digunakan
oleh tubuh untuk proses metabolisme. Tidak ketinggalan dengan gadung, umbi ini
ternyata mengandung vitamin C cukup tinggi, bagus untuk meningkatkan kekebalan
tubuh serta menghindari serangan flu di musim yang mudah berubah seperti
sekarang.
9. Gembili (Dioscorea
esculenta (Lour.) Burkill)
Jenis ini merupakan salah satu yang dibudidayakan dan jarang
ditemukan tumbuh liar. Umumnya ditanam secara terbatas di pekarangan rumah.
Umbinya berwarna putih sampai putih kekuningan dan pemanfaataannya sebatas
dikonsumsi dengan cara dikukus sebagai pengganti makanan pokok. Umbi gembili
banyak dijual di pasar-pasar tradisional di Jawa Tengah (Kebumen,
Kutowinangun, Wonosari) dan Jawa Timur (Malang).
10. Kentang hitam (Coleus tuberosum Benth.
atau Plectranthus rotundifolius(Poiret) Sprengel)
Kentang hitam/ireng seringkali disebut juga sebagai kentang
kleci (karena bentuk umbinya kecil, bulat seperti bentuk kleci atau kelereng).
Disebut sebagai kentang ireng karena kulit luarnya berwarna hitam (”ireng”
dalam bahasa Jawa). Biasanya dipanen pada musim panas. Hasil informasi
diketahui bahwa tanaman ini terdapat di daerah Jawa Tengah (seperti Kebumen,
Kutowinangun, Temanggung) dan Jawa Barat (daerah Sumedang); tampaknya
populasinya sudah agak jarang. Umbi kentang ireng biasanya dikonsumsi
sebagai sumber karbohidrat dengan cara dikukus, atau untuk campuran sayur dan
sambal goring.
11. Ubi jalar / Ubi Cilembu
Dikenal dengan nama ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela
rambat (Jawa), sweetpotato (Inggris), dan shoyo (Jepang) merupakan sumber
karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Selain
karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ubi jalar juga mengandung vitamin,
mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).
Ada beberapa varietas ubi jalar yang ada di Indonesia yaitu
Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, Sewu.
Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas tahun 2001 antara lain: Cilembu
yang berasal dari Sumedang. Masing-masing varietas memiliki rasa khas yang
berbeda-beda.
Ubi Cilembu merupakan salah satu produk pertanian unggulan
bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang. Daerah penghasil ubi cilembu adalah
Cilembu, Cadas, Pangeran, Sumedang. Ubi cilembu berkulit gading, berurat,
dan panjang, sedangkan getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang.
Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Rasa manis dari
ubi Cilembu akan lebih terasa apabila ubi dibakar dalam open, terutama apabila
ubi mentah telah disimpan lebih dari satu minggu.
c. Kacang-kacangan
1. Kacang tanah (Arachis
hypogaea)
Kacang tanah mengandung protein tinggi, zat besi, lemak,
Vitamin B kompleks, Fosfor, Vitamin A, Vitamin E yang dapat membantu kesehatan
membran sel dan kulit serta melindungi tubuh kita dari serangan radikal bebas,
Vitamin K, Lesitin, kolin, dan tinggi akan kalsium. Salah satu kandungan gizi
kacang tanah yang lebih tinggi dari daging, soya dan telur adalah protein.
Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh serta Omega 9 juga terdapat di dalam
kacang tanah
Kandungan gizi kacang tanah ini dapat pula membantu
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, menurunkan tekanan darah
tinggi, mencegah kanker payudara, menyembuhkan penyakit keputihan, dan susah
tidur serta mengurangi risiko terkena penyakit hemofilia. Adanya resveratol
dalam kandungan gizi kacang tanah dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita
karena dapat mengurangi risiko terserang stroke.
Walau kacang tanah memiliki kandungan gizi yang tinggi dan
sangat baik bagi kesehatan tubuh, namun sangat disarankan bagi para ibu hamil
untuk sementara tidak mengonsumsi kacang tanah selama kehamilannya. Kacang
tanah yang di konsumsi oleh Ibu hamil dapat menyebabkan alergi bagi janin yang
dikandungnya kelak setelah lahir
2. Kacang Merah
Kandungan gizi kacang merah salah satunya adalah protein
nabatinya memiliki sifat rendah lemak dibandingkan protein hewani yang kita
dapatkan dari daging. Selain itu, keistimewaan kacang merah adalah membantu
penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darah dan kolesterol.
Kacang merah juga memiliki kandungan lemak dan natrium
sangat rendah dan nyaris bebas lemak jenuh.Kacang ini sangat tinggi serat yang
terdiri dari serat larut air dan serat tidak larut air.Kacang merah sangat baik
untuk dikonsumsi bagi kesehatan tubuh.
Secara lengkap, kandungan gizi kacang merah adalah sumber
karbohidrat kompleks, serat makanan, vitamin B terutama asam folat dan B6,
protein, besi, mangan, fosfor dan thiamin. Kandungan asam glutamat, leucine,
arginine, serini dan berbagai protein lainnya sangat lengkap di dalam kacang
merah ini.
Manfaat kandungan kacang merahantara lain :
Kandungan seratnya yang tinggi dan Omega 3 serta Omega 6 di
dalam kacang merah menghasilkan asal lemak yang dapat mencegah kolesterol jahat
di dalam tubuh dan memperlancar pencernaan.
Kandungan lemak dan natrium di dalam kacang merah sangat
rendah. Kacang merah dapat dijadikan sumber serat agar terhindar dari sembelit
dan menyehatkan pencernaan.
Kandungan karbohidrat kompleksnya mampu mencegah risiko
diabetes.
Kacang merah memiliki keistimewaan untuk mengatasi berbagai
macam penyakit. Kacang ini dapat mengurangi kerusakan pembuluh darah akibat
diabetes, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan risiko
berkembangnya sel kanker usus besar dan kanker payudara serta mengurangi kadar
gula dalam darah.
Kadar serat yang tinggi pada kacang merah dapat digunakan
dalam menu program diet. Kadar seratnya yang tinggi tersebut akan membuat Anda
merasa kenyang lebih lama.
Kandungan thiaminnya mencegah penyakit beri-beri.
Vitamin B6 dalam kandungan gizi kacang merah dapat membantu
menjaga kesehatan kulit.
Zat mineral berupa besi dan tembaga di dalam kacang merah
membantu tubuh dalam pembentukan tulang, mencegah anemia dan membantu dalam
pembentukan enzim-enzim penting di dalam tubuh.
4. Kedelai (Glycine max)
Kedelai mengandung genistein.Genistein adalah satu jenis
isoflavon.Isoflavon adalah salah satu kandungan gizi yang banyak terdapat dalam
kacang-kacangan, terutama kacang kedelai.Genistein dalam kedelai bermanfaat untuk
mengontrol jumlah lemak dalam tubuh.Setelah itu, kacang kedelai pun dapat
mengontrol jumlah kolesterol dalam darah.Kandungan kedelai yang bertugas
mengontrol kolesterol dalam darah adalah asam amino glisin
dan argimin.Keduaasam tersebut merupakan komponen yang dapat menyusun
hormon insulin dan glukogen dalam tubuh.Jumlah hormon insulin yang meningkat
dapat menurunkan kadarglukosa dalam darah. Sebagian glukosa dalam darah akan
diubah menjadi energi oleh hormon insulin. Hal inilah yang dipercaya para ahli
sebagai pencegah hadirnya penyakit diabetes dalam tubuh.
Selain itu, kandungan isoflavon pada kedelai dapat menjaga
tekanan darah. Kacang kedelai yang kaya akan serat, protein, karbohidrat,
magnesium, mineral, fosfor, vitamin, dan rendah lemak, bermanfaat untuk
melancarkan sistem metabolisme tubuh, melancarkan sistem pencernaan, dan
meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, kedelai dapat memperkuat tulang,
mencegah kegemukan dan ginjal, menjaga tubuh dari ancaman stroke, rematik, asam
urat, dan penyakit lambung.
4. Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija
yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku
polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau
di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum,
setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau adalah sumber yang bagus untuk protein,
karbohidrat komplek dan vitamin B. Kacang hijau juga dapat menurunkan
kolesterol karena kaya serat. Studi menunjukkan bahwa serat yang tinggi
mencegah gula darah naik terlalu cepat setelah makan, sehingga baik untuk
penderita diabetes . Kacang hijau kaya akan vitamin B, bagus untuk penderita
penyakit maag karena bersifat alkali atau basa.
Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang hijau, antara
lain; dalam 110 gram kacang hijau mengandung 345 kalori, 22,2 gram protein, 1,2
gram lemak, vitamin A, B1, 1,157 IU, mineral berupa fosfor, zat besi, dan mg. Selain
kandungan gizi/vitamin, kacang hijau ternyata bisa menyembuhkan penyakit
beri-beri, radang ginjal, melancarkan pencernaan, tekanan darah tinggi,
mengatasi keracunan alkohol, pestisida, timah hitam, mengatasi gatal karena
biang keringat, muntaber, menguatkan fungsi limpa dan lambung, impotensi, TBC
paru-paru, jerawat, mengatasi flek hitam di wajah, dll.
5. Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman
pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber
karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif
sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan
ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat
tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan
bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung
kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil
bahan farmasi.
Sebagai tanaman pangan yang mengandung manfaat untuk
kesehatan, khasiat jagung antara lain sebagai pembangun otot dan tulang, baik
untuk otak dan sistem syaraf, mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker dan
jantung, mencegah gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol
darah.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
–
Kalori
: 355 Kalori
–
Protein
: 9,2 gr
–
Lemak
: 3,9 gr
–
Karbohidrat
: 73,7 gr
–
Kalsium
: 10 mg
–
Fosfor
: 256 mg
–
Ferrum
: 2,4 mg
–
Vitamin
A :
510 SI
–
Vitamin
B1
: 0,38 mg
–
Air
: 12 gr
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan
karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih
banyak.
d. Daging/Ikan
1. Belut
Belut mengandung protein yang cukup tinggi. Jumlah protein
yang terkandung dalam daging belut kurang lebih sama dengan jumlah protein yang
terdapat pada daging sapi, dan lebih tinggi daripada kandungan protein pada
sebutir telur.Protein yang terkandung dalam belut juga mudah dicerna, sehingga
belut bisa dikonsumsi dan dijadikan sumber protein untuk segala usia. Balita
hingga usia yang sudah lanjut.
Belut mengandung asam esensial dan asam
nonesensial.Kandungan berbagai asam amino esensial dalam belut, seperti
aspartat, lisin, isoleusin, leusin, dan glutamat.Kandungan lisin dan isoleusin
dalam belut menyumbangkan nutrisi yang dipercaya baik bagi tumbuh
kembanganak.Pada orang dewasa, kandungan dua asam ini juga baik untuk
menjaga kandungan nitrogen agar tetap seimbang.
Belut juga mengandung arigin yang merupakan bagian dari asam
amino nonesensial.Arigin pada belut dapat membantu merangsang hormon
pertumbuhan pada manusia.Jenis asam nonesensial ini juga dapat
membantu meningkatkan kekuatan otot, mengurangi timbunan lemak, serta dapat menghambat
tumbuhnya sel-sel kanker pada payudara.
Kandungan gizi belut lainnya adalah fosforberguna untuk
kesehatan tulang,zat besi yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah yang
mengandung oksigen ke seluruh tubuh dan oksigen tersebut berfungsi untuk mengubah
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi tenaga.
Kandungan gizi belut yang terakhir adalah vitamin A dan B.
Vitamin A baik untuk penglihatan dan sistem reproduksi Anda, sedangkan vitamin
B penting untuk pertumbuhan otak, pembentukan hormon, sel darah merah, serta
protein dalam tubuh.
2. Daging Sapi
Kandungan Gizi Daging Sapipun terbilang kaya sehingga mampu
memenuhi kebutuhan gizi manusia.Daging sapi termasuk salah satu sumber esensial
dari protein hewani dan lemak.Kitatahu bahwa kedua zat gizi ini sangat
penting bagi tubuh.
Protein merupakan bahan utama pembentuk berbagai struktur
organ, seperi tulang dan otot, serta komponen-komponen pembentuk seluruh
jaringan tubuh. Protein pun sangat penting dalam proses pembentukan enzim,
hormon, membran sel, sistem kekebalan tubuh, dan pembentukan sel-sel darah
merah di dalam tubuh janin.
Kecukupan protein dalam tubuh, salah satunya dapat dipenuhi
dengan mengonsumsi daging sapi.Menurut perhitungan para ahli, setiap 100 gram
daging sapi mengandung 19-20 gram protein. Pada makanan olahan daging sapi,
semacam korned, dendeng, ataupun daging asap, kadar proteinnya jauh lebih
tinggi, antara 24-55 gram protein per 100 gram.Artinya, dengan mengonsumsi 200
gram daging sapi kita sudah bisa memenuhi kebutuhan protein dalam sehari, yaitu
sekitar 48 gram.
Adapun lemak dalam daging sapi sangat berguna sebagai sumber
kalori yang besar, di mana 1 gram lemak menghasilkan 9 kal (dua kali dari
kapasitas karbohidrat), pelindung organ tubuh (sebagai bantalan bagi
organ-organ tertentu, misalnya biji mata dan ginjal), pelarut beberapa vitamin
(A, D, E, dan K), dan sebagai pembangun bagian-bagian sel dan jaringan
tertentu, seperti otak, serabut saraf, jaringan berotot, hati, ginjal, membran
sel, dan beberapa organ penting lainnya.
Daging sapi sendiri mengandung sekitar 22 gram lemak per 100
gram.Dengan mengonsumsi, 100 gram daging sapi, 10 persen dari kebutuhan anergi
tubuh dalam satu sudah tercukupi. Selain mengandung protein dan lemak, daging
sapi pun mengandung vitamin dan mineral dalam kadar yang cukup tinggi, di
antaranya vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), zat besi, dan kalsium.
Tiamin dan riboflavin sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu proses metabolisme
sebagai ko-enzim dalam pembentukan energi.
3. Daging Ayam
Dianalisa dari nilai gizinya, setiap 100 gram daging ayam
mengandung 74 persen air, 22 persen protein, 13 miligram zat kalzium, 190
miligram zat fosfor dan 1,5 miligram zat besi.
Daging ayam mengandung vitamin A yang kaya, lebih-lebih ayam
kecil. Selain itu, daging ayam juga mengandung vitamin C dan E.
Daging ayam selain rendah kadar lemaknya, lemaknya juga
termasuk asam lemak tidak jenuh, ini merupakan makanan protein yang paling
ideal bagi anak kecil, orang setengah baya dan orang lanjut usia, penderita penyakit
pembuluh darah jantung dan orang yang lemah pasca sakit. Daging ayam lebih
unggul daripada daging sapi, kambing dan babi.
Mengapa daging ayam lebih digemari masyarakat daripada
daging-dagingan lainnya, karena daging ayam gampang dimasak. Ditambah masa
pertumbuhan dan peternakannya agak pendek
Daging dada ayam, kadar lemaknya rendah, tapi rasanya
kurang, dapat dimasak dengan segala bumbu. Daging paha ayam, kadar lemaknya
lebih tinggi sedikit dari pada daging dada ayam, dan rasanya lezat. Daging
rusuk ayam, nilai gizinya paling tinggi, tinggi kadar protein dan rendah kadar
lemaknya, Hati ayam, kaya mengandung vitamin-vitamin A, B1, B2 dan C serta zat
mineral seperti besi, fosfor dan kalsium, bagi mereka yang kurang darah, daya
lihatnya kurang baik, hipoplasia, dan badan lemah cocok makan hati ayam.
Jantung ayam, rasanya lezat, tapi kadar kolesterolnya agak tinggi, maka tidak
cocok untuk dikonsumsi orang gemuk, penderita lemak darah tinggi, penyakit
pembuluh darah jantung dan tekanan darah tinggi. Empela ayam, merupakan
bahan makanan yang baik untuk menguatkan lambung dan usus,Usus ayam, sangat
gurih, tidak berlemak, merupakan makanan sehat. Usus ayam berkhasiat untuk
penyakit beser, beser kemih dan bawasir, lebih-lebih usus ayam jantan lebih
tinggi khasiatnya. Karena daging ayam mengandung protein yang kaya, untuk
mengurangi beban ginjal, penderita uremia dilarang makan daging ayam. Daging
ayam bersifat hangat, maka orang yang sedang demam dan panas lambung dianjurkan
tidak menyantap daging ayam untuk sementara . Kadar fosfor dalam daging ayam
relatif tinggi, untuk tidak mempengaruhi penyerapan preparat besi, pada masa
mengkonsumsi preparat besi janganlah makan daging ayam.
4. Ikan Tongkol
Nilai gizi tongkol terletak pada cairan tertentu yang keluar
saat diolah (bisa direbus, dikukus atau digoreng). Selain lezat dan bergizi,
tongkol juga memiliki khasiat yang cukup spesifik, yaitu merangsang pertumbuhan
sel-sel darah merah dan menghambat proses penuaan. Makannya, jika ingin awet
muda, disarankan untuk mengkonsumsi daging ikan tongkol. Jika dikonsumsi secara
rutin, minimal tiga kali dalam seminggu sebagai menu utama, penyakit semacam
rheumatic dan anemia akan sulit mengganggu anda. Khasiat tongkol lainnya adalah
untuk mengobati penyakit antara lain : Rheumatic dan Linu Tulang, Anemia atau
Lesu Darah, Mencegah Ejakulasi Dini, Kulit Kusam.
5. Ikan Teri
Ikan teri (Stokphorus Spp) merupakan salah satu ikan favorit
karena mulai dari kepala, daging sampai tulangnya dapat langsung dikonsumsi.
Salah satu keistimewaan ikan teri dibandingkan dengan ikan lainnya adalah
bentuk tubuhnya yang kecil sehingga mudah dan praktis dikonsumsi oleh semua
umur. Ikan teri merupakan salahsatu sumber kalsium terbaik untuk mencegah
pengeroposan tulang. Ikan teri merupakan sumber kalsium yang tahan dan tidak
mudah larut dalam air. Kandungan gizi teri segar meliputi energi 77 kkal;
protein l6gr; lemak 1.0 gr; kalsium 500 mg; phosfor 500 mg; besi 1.0 mg; Vit A
RE 47; dan Vit B 0.1 mg
e. Sayuran
1. Bayam
Kandungan gizi bayam adalah zat besi yang sangat diperlukan
oleh tubuh sebagai pembentuk sel-sel darah merah. Sehingga dengan mengkonsumsi
bayam, kita akan terhindar dari penyakit kurang darah atau yang dikenal dengan
anemia. Selain itu, bayam juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral, dan serat.
Bayam juga dapat dinilai sebagai sayuran yang sangat baik
untuk dikonsumsi karena kandungan vitaminnya yang nyaris lengkap. Di dalam
bayam terdapat vitamin K, vitamin A, vitamin C, E, B1, B2, B6, dan
folat. Di dalam juga bayam tidak hanya vitamin, namun lengkap dengan
kandungan mineral seperti magnesium, mangan, kalium, kalsium yang bagus untuk
tulang dan besi.
Daun bayam sangat baik bagi kesehatan ginjal dan organ
pencernaan karena bayam kaya akan serat sehingga dapat mengatasi sembelit dan
melancarkan buang air besar. nutrisiyang terkendung juga dapat menurunkan
kolesterol, gula darah, menurunkan tekanan darah, dan melancarkan peredaran
darah serta dapat mencegah kanker usus, diabetes, dan gagal ginjal.Namun zat
purin dalam bayam dapat memicu kambuhnya penyakit nyeri sendi, asam urat dan
rematik.
2. Kangkung
Dalam 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam terdapat
air, energi, protein, lemak, serat, karbohidrat, berbagai vitamin, mineral, asal
amino, kalsium, fosfor, karoten dan zat besi.
Kandungan air kangkung 32,3 g (pada penyajian 34 g) yang
artinya banyak sekali kandungan airnya. Kandungan kalori sangat sedikit ,
sehingga tidak perlu takut mengalami kegemukan karena kangkung. Vitami pada
kangkung cukup lengkap namun tidak terdapat vitamin D. Kangkung juga merupakan
sumber protein yang baik, Folat, Asam Pantothenic dan tembaga, dan sumber yang
sangat baik dari vitamin A, vitamin C, vitamin E (alfa tokoferol), Vitamin K,
Tiamin, Riboflavin, Vitamin B6, Kalsium, Magnesium, Fosfor , Kalium dan mangan.
3. Kubis
Kubis, kol, kobis, cabbage atau kobis bulat adalah
nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan
nama ilmiah Brassica oleracea L. Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya
untuk dimakan. Daun ini tersusun sangat rapat membentuk bulatan atau bulatan
pipih, yang disebut krop, kop atau kepala (capitata berarti “berkepala”).
Suatu studi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di
Seattle, AS, yang melibatkan sampel manusia lebih dari 1.000 orang
mengungkapkan, mereka yang rajin makan sayuran dapat mengurangi risiko kanker
kolon sebesar 35 persen, sedangkan yang mengonsumsi kubis-kubisan dapat menekan
risiko kanker 44 persen. Sementara studi di Belanda dengan sampel lebih dari
100.000 orang hasilnya relatif sama, yaitu konsumsi sayuran bisa mengurangi
risiko kanker kolon 25 persen, kubis-kubisan bisa mengurangi risiko sampai 49
persen. Hal ini menegaskan bahwa peran kubis-kubisan sebagai sayuran anti
kanker dapat diandalkan. Kubis-kubisan dapat mengurangi risiko kanker paru
sampai 30 persen pada kelompok bukan perokok. Pada kelompok perokok, lebih baik
lagi, yaitu menekan risiko kanker paru sampai 69 persen. Jadi, ini dapat
menjadi kabar baik bagi perokok, kalau memang tidak bisa berhenti merokok
jangan lupa selalu mengonsumsi kubis-kubisan sebagai sayur teman nasi.
Kandungan Gizi Kubis, mentah, Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)
Energi 103 kJ (25 kcal)
–
Karbohidrat 5,8 g
– Gula
3,2 g
– Diet
serat 2,5 g
–
Lemak 0,1 g
–
Protein 1,28 g
–
Thiamine (Vit. B1) 0,061 mg (5%)
–
Riboflavin (Vit. B2) 0,040 mg (3%)
–
Niacin (Vit. B3) 0,234 mg (2%)
– Asam
pantotenat (B5) 0,212 mg (4%)
–
Vitamin B6 0,124 mg (10%)
–
Folat (Vit. B9) 53 mg (13%)
–
Vitamin C 36,6 mg (61%)
–
Kalsium 40 mg (4%)
– Besi
0,47 mg (4%)
–
Magnesium 12 mg (3%)
–
Fosfor 26 mg (4%)
–
Kalium 170 mg (4%)
– Seng
0,18 mg (2%)
Sumber: USDA Nutrient database
4. Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum)
adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan
Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup
singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat
dari kentang.
Dr. Leane
Suniar Manurung, MSc. : Melihat khasiat tomat begitu banyak, maka
tomat baik dikonsumsi siapapun sejak usia dini. “Apalagi tomat juga timggi
kandungan vitamin C dan vitamin A, yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan
tubuh.” Tapi tomat seperti apa yang baik dikonsumsi? Jika melihat
dipasaran, kita bisa menemukan tomat dengan dua warna, yakni warna merah dan
hijau. Perbedaan warna ini menunjukan kandungan vitaminnya. Menurut Leane,
tomat yang baik dikonsumsi adalah tomat merah. Tomat berwarna merah mengandung
vitamin C dan vitamin A lima kali lebih banyak dibandingkan dengan tomat
hijau.Semakin matang tomat, semakin kaya kandungan vitaminnya. “Karena itu anak
kecil sebaiknya dibiasakan banyak makan tomat merah. Ini penting untuk
kesehatan matanya,” ujar Leane. Jadi, tak pelu ragu memberi si kecil tomat.
Sejak usia 6 bulan, seorang anak mulai dibiasakan memakan tomat yang dicampur
dengan sayuran lainnya.
Kandungan Gizi Tomat merah, mentah Nilai gizi per 100 g (3.5
oz)
Energi 75 kJ (18 kcal)
–
Karbohidrat 4 g
– Gula
2.6 g
– Diet
serat 1 g
–
Lemak 0,2 g
–
Protein 1 g
– Air
95 g
–
Vitamin C 13 mg (22%)
Sumber: USDA Nutrient database
5. Wortel
Wortel (Daucus
carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau
putih dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah
bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 – 24
bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut
berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m, dengan
bunga berwarna putih.
Nilai Kandungan gizi Wortel per 100 g (3.5 oz)
Energi 173 kJ (41 kcal)
–
Karbohidrat 9 g
– Gula
5 g
– Diet
serat 3 g
–
Lemak 0,2 g
–
Protein 1 g
–
Vitamin A equiv. 835 mg (93%)
–
Beta-karoten 8285 mg (77%)
–
Thiamine (Vit. B1) 0.04 mg (3%)
–
Riboflavin (Vit. B2) 0,05 mg (3%)
–
Niacin (Vit. B3) 1.2 mg (8%)
–
Vitamin B6 0,1 mg (8%)
–
Folat (Vit. B9) 19 mg (5%)
–
Vitamin C 7 mg (12%)
–
Kalsium 33 mg (3%)
– Besi
0,66 mg (5%)
–
Magnesium 18 mg (5%)
–
Fosfor 35 mg (5%)
–
Kalium 240 mg (5%)
–
Sodium 2,4 mg (0%)
Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang
dewasa.
6. Katuk (Sauropus
androgynus)
Katuk merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di
Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai
(bahasa Cina) , cekur manis (bahasa Melayu) dan rau ngót (bahasa Vietnam). Daun
katuk merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran
air susu ibu (ASI).
Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat
kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A
(beta-karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga
2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena
kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun
bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya untuk memperlancar
keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid
yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan
efek samping seperti keracunan papaverin.
Kandungan
Gizi Katuk, Euphorbiaceae, Sauropus androgynous. Dalam 100 g daun katuk
terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g,
serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten
10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Tanaman katuk dapat
meningkatkan produksi ASI diduga berdasarkan efek hormonal dari kandungan kimia
sterol yang bersifat estrogenik. Pada penelitian terdahulu daun katuk
mengandung efedrin.
7. Asparagus
asparagus, dalam pengertian umum, adalah suatu jenis sayuran
dari satu spesies tumbuhan genusAsparagus, terutamaAsparagus telah digunakan
sejak lama sebagai bahan makanan karena rasanya yang sedap dan sifat
diuretiknya. Dengan adanya sifat diuretik tersebut, asparagus berkhasiat untuk
memperlancar saluran urin sehingga mampu memperbaiki kinerja ginjal. Asparagus
merupakan sumber terbaik asam folat nabati, sangat rendah kalori, tidak
mengandung lemak atau kolesterol, serta mengandung sangat sedikit natrium.
Tumbuhan ini juga merupakan sumber rutin, suatu senyawa yang dapat memperkuat
dinding kapiler.
Asparagus rendah kalori, tidak mengandung kolesterol dan
sangat rendah sodium. Ini juga merupakan sumber yang baik untuk vitamin B6,
kalsium, magnesium dan seng, dan sumber yang sangat baik serat, protein,
vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin K, thiamin, riboflavin, rutin, niacin,
asam folat, besi, fosfor, kalium, tembaga, mangan dan selenium. Asam amino
asparagina berasal dari asparagus, tanaman asparagus kaya akan kandungan bahan
yang satu ini.
Kandungan Gizi Asparagus per 100 g (3.5 oz)
–
Energi 85 kJ (20 kcal)
– Karbohidrat
3,88 g
– Gula
1,88 g
– Diet
serat 2,1 g
–
Lemak 0,12 g
–
Protein 2.20 g
–
Thiamine (Vit. B1) 0,143 mg (11%)
–
Riboflavin (Vit. B2) 0,141 mg (9%)
–
Niacin (Vit. B3) 0,978 mg (7%)
– Asam
pantotenat (B5) 0,274 mg (5%)
–
Vitamin B6 0,091 mg (7%)
–
Folat (Vit. B9) 52 mg (13%)
–
Vitamin C 5,6 mg (9%)
–
Kalsium 24 mg (2%)
– Besi
2,14 mg (17%)
–
Magnesium 14 mg (4%)
–
Fosfor 52 mg (7%)
–
Kalium 202 mg (4%)
– Seng
0,54 mg (5%)
–
Mangan 0,158 mg
Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang
dewasa.
Sumber: USDA Nutrient database.
8. Selada
Selada juga disebut sebagai romaine, memiliki daun
memanjang, kasar, dan bertekstur renyah, dengan tulang daun tengah lebar dan
jelas. Daun panjangnya yang agak sempit cenderung tumbuh tegak dan secara
longgar bertumpang-tindih satu sama lain, serta tidak membentuk kepala. Sifat
pascapanennya sama dengan tipe kepala renyah.
Nilai Kandungan Gizi Selada Cos – Selada Romaine gizi per
100 g (3.5 oz)
Energi 72 kJ (17 kcal)
Karbohidrat 3.3 g
Diet serat 2,1 g
Lemak 0,3 g
Protein 1,2 g
Air 95 g
Vitamin A equiv. 290 mg (32%)
Folat (B9 Vit.) 136 mg (34%)
Vitamin C 24 mg (40%)
Kalsium 33 mg (3%)
Besi 0,97 mg (8%)
Fosfor 30 mg (4%)
Kalium 247 mg (5%)
9. Paku Sayur
Paku sayur (Diplazium esculentum) merupakan sejenis pakis
yang biasa dimakan sebagai sayuran oleh penduduk di Asia Tenggara dan kepulauan
Pasifik. Paku sayur ini biasanya tidak dibudidayakan, melainkan tumbuh liar di
tepi sungai, tebing-tebing yang lembab dan teduh, atau di hutan dan pegunungan.
Pedagang biasanya memanen tanaman ini di sore atau pagi hari. Di Indonesia,
sayuran ini tidak kenal musim, sehingga dapat dipanen setiap saat.
Daun pakis dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan luka. Hal
itu dikarenakan kandungan vitamin C-nya cukup tinggi, yaitu 30 mg per 100 g.
Fungsi vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. Vitamin C diperlukan
untuk hidroksilasi prolin dan lisln menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin,
yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen.
Kolagen merupakan senyawa protein yang memengaruhi
integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan,
membran kapiler, dan kulit. Dengan demikian, vitamin C berperan besar dalam
penyembuhan luka.
Daun pakis yang berwarna hijau gelap kaya akan betakaroten.
Di dalam tubuh, betakaroten akan dimetabolisme menjadi vitamin A. Kandungan
betakaroten dalam daun pakis setara dengan 432 RE vitamin A.
Betakaroten ini berperan dalam mengatur proses metabolisme
di beberapa jaringan tubuh. Selain itu, betakaroten juga mengatur kerja gen-gen
yang terlibat dalam sistem imunitas, sehingga dapat membantu meningkatkan
kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit, khususnya penyakit infeksi.
Daun pakis juga dipercaya berkhasiat mencegah penyakit
rematik. Hal itu dikarenakan adanya kandungan kalsium dan fosfor yang cukup
tinggi, yaitu masing-masing 42 mg dan 172 mg per 100 g daun pakis.
Kalsium dan fosfor merupakan mineral makro yang diperlukan
untuk pertumbuhan, pembentukan, dan pemeliharaan kesehatan tulang.
Tabel. Komposisi zat gizi per 100 gram daun pakis
Zat gizi
|
Kadar
|
Energi (kkal)
|
35
|
Protein (g)
|
4
|
Lemak (g)
|
0,3
|
Karbohidrat (g)
|
6,4
|
Kalsium (mg)
|
42
|
Fosfor (mg)
|
172
|
Besi (mg)
|
1,3
|
Vitamin A (RE)
|
432
|
Vitamin B (mg)
|
0
|
Vitamin C (mg)
|
30
|
Air (g)
|
88
|
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2004)
10. Brokoli
Broccoli (Brassica oleracea L. Kelompok Italica) adalah
tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae.
Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno
dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan
kini cukup populer sebagai bahan pangan.
Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna
hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian
besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan
kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih.
Sebagai makanan, brokoli biasanya direbus atau dikukus, atau
dapat pula dimakan mentah. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan
cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di
dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan
menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena
itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak
direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit. Brokoli mengandung
vitamin C dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung
senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker
sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan
isotiosianat yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas
antikanker.brokoli ternyata efektif mencegah serangan jantung dan stroke. Zat
kimia sulforaphane yang terkandung di dalam brokoli, berfungsi menguatkan sistem
kekebalan tubuh untuk mencegah penyumbatan arteri.
Hasil penelitian Journal Arteriosclerosis Thrombosis and
Vascular Biology mengklaim, brokoli efektif mencegah serangan jantung dan
stroke. Zat kimia sulforaphane yang terkandung di dalam brokoli, menurut
peneliti, berfungsi menguatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah
penyumbatan arteri.
Cara kerja sulforaphane, menurut peneliti, arteri yang
berbentuk melengkung lebih berisiko terserang penyakit karena kekurangan
protein yang dikenal dengan Nrf2. Sementara arteri yang lurus, lanjut peneliti,
dilindungi protein tersebut. Perlindungan ini akan mencegah sel-sel mengalami
peradangan, indikasi awal perkembangan penyakit jantung.
f. Lain-lain
1. Sagu
Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras
batang pohon sagu atau rumbia (Metroxylon sago Rottb.). Tepung
sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan,
tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka,
meskipun keduanya sebenarnya berbeda.
Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan
Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur,
atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah
maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini
sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.
Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena
diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki
keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan
(menyulitkan distribusi)
Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat
miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras
batang maupun proses pemanenannya. Seratus gram sagu kering setara dengan 355
kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein,
0,5 gram serat, 10mg kalsium, 1,2mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam
askorbat dalam jumlah sangat kecil.
2. Sukun
Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif karena
keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional (beras), artinya
keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan konvensional.
Sukun dapat dipakai sebagai pangan alternatif pada bulan-bulan Januari,
Pebruari dan September, dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi paceklik padi.
Musim panen sukun dua kali setahun. Panen raya bulan Januari – Februari dan
panen susulan pada bulan Juli – Agustus. Di Indonesia, daerah penyebaran
hampir merata di seluruh daerah, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mengingat
penyebaran sukun terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia, serta jarang
terserang hama dan penyakit yang membahayakan, maka hal ini memungkinkan sukun
untuk dikembangkan. Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam
100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak
0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%, kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8% dan
serat atau fiber 2%. Bagian yang bisa dimakan (daging buah) dari buah yang
masih hijau sebesar 70 persen, sedangkan dari buah matang adalah sebesar 78
persen. Buah sukun yang telah dimasak cukup bagus sebagai sumber vitamin A dan
B komplek tetapi miskin akan vitamin C. Kandungan mineral Ca dan P buah sukun
lebih baik daripada kentang dan kira-kira sama dengan yang ada dalam ubi jalar.
3. Susu Kedelai
Susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein dari nasi
dan makanan sereal lainnya.Mutu protein dalam susu kedelai hampir
sama dengan mutu protein susu sapi. Misalnya, protein efisiensi rasio (PER)
susu kedelai adalah 2,3, sedangkan PER susu sapi 2,5. PER 2,3 artinya, setiap
gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan pada hewan
percobaan (tikus putih) sebanyak 2,3 g pada kondisi percobaan baku. Susu
kedelai tidak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineralnya terutama
kalsium lebih sedikit ketimbang susu sapi. Karena itu dianjurkan penambahan
atau fortifikasi mineral dan vitamin pada susu kedelai yang diproduksi oleh
industri besar.
Karbohidrat dalam susu kedelai, hanya 12 – 14% yang dapat
digunakan tubuh secara biologis. Karbohidratnya terdiri atas golongan
oligosakarida dan golongan polisakarida.Golongan oligosakarida terdiri dari
sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air.Sedangkan golongan
polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak
larut dalam air dan alkohol, serta tidak dapat dicerna.
Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan vitamin B2, B2 niasin,
piridoksin, dan golongan vitamin B yang tinggi. Vitamin lain yang terkandung
dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K.
KEADAAN SUMBER PANGAN DI INDONESIA DAN
PERMASALAHAN-PERMASALAHANNYA
Indonesia mempunyai kelebihan yang luar biasa bila dibanding
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Apapun yang kita tanam bisa tumbuh bahkan
orang Belanda bilang di Indonesia jari di tanam bisa tumbuh. Itu artinya bahwa
wilayah Indonesia ini memang betul-betul sangat subur dan kaya akan berbagai
macam pangan lokalnya. Pangan lokal sesungguhnya merupakan bentuk kekayaan
budaya kuliner kita. Keanekaragamannya yang terbentuk atas dasar ketersediaan
bahan baku dan kebutuhan lokal, menjadikannya memiliki tingkat kesesuaian yang
tinggi dengan kebutuhan masyarakat akan energi bagi tubuhnya.
Sebuah bangsa dapat dikatakan sejahtera apabila seluruh
rakyatnya dapat merasa berkecukupan. Baik pakan, sandang, maupun papan, pangan
sebagai kebutuhan primer, mau tidak mau harus menjadi kebutuhan utama yang
harus dipenuhi, karena pangan menyangkut kelangsungan hidup. Sebagai salah satu
negara berkembang yang memiliki peringkat jumlah penduduk terbesar di dunia,
pangan menjadi permasalahan yang sering dialami.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena
itu pemenuhan atas pangan menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan
nasional. Karena itu, pembangunan pangan dan gizi perlu diposisikan sebagai
central of development bagi keseluruhan pencapaian target Millenium Development
Goal’s yang menjadi komitmen bersama.
Permasalahan pangan dan gizi mengalami perkembangan yang
sangat cepat dan komplek. Perkembangan lingkungan global seperti adanya global
climate change dan meningkatnya harga minyak dunia telah mendorong kompetisi
penggunaan hasil pertanian untuk pangan,bahan energy,dan pakan ternak yang
makin tajam. Di samping itu, kecenderungan pengabaian terhadap good
agricultural practices dan sumber pangan lokal dikhawatirkan akan mengancam
ketahanan pangan dan gizi nasional.
Perkembangan ini memerlukan telaah dan respon kebijakan yang
lebih menjamin terhadap pengamanan aksesibilitas pangan masyarakat. Globalisasi
juga mendorong perubahan pola konsumsi pangan masyarakat yang memerlukan
perhatian akan dampaknya terhadap kesehatan. Di samping itu, adanya berbagai
isu di masyarakat seperti permasalahan kekurangan gizi dalam bentuk gizi kurang
dan gizi buruk, masalah kegemukan atau gizi lebih, serta keamanan pangan juga memerlukan
telaah yang komprehensif untuk mencari solusinya, termasuk aspek revitalisasi
kelembagaan pangan dan gizi.
Keanekaragaman Indonesia hayati sangat kaya, terdiri atas
keanekaragaman tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tingkat genetik, yang
mencakup makhluk hidup beserta interaksi antar makhluk hidup serta interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya.Keanekaragaman hayati pada sistem
pertanian telah mengalami kemerosotan yang nyata.Hal ini ditandai
dengan semakin sedikitnya jenis tanaman penyedia kebutuhan pangan pokok yang
mengancam terwujudnya ketahanan pangan. Apabila kondisi ini dibiarkan terus
berlangsung, maka kemampuan nasional untuk meningkatkan produksi pangan akan
menurun. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya krisis pangan di masa datang.
KEADAAN GIZI MASYARAKAT INDONESIA TERKAIT DENGAN SUMBER
PANGAN YANG TERSEDIA
Sebenarnya, jika pemerintah maupun
masyarakat mau memanfaatkan sumber pangan yang ada di Indonesia, itu sudah
lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat di
Indonesia.
Namun, Hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi, Kementerian
Kesehatan, menunjukkan pada tahun 2010 tercatat 43616 anak balita gizi buruk
yang ditemukan dan telah dirawat. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya sejumlah 56941 anak.
Akan tetapi, terdapat tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Nusa Tenggara
Timur yang secara berturut-turut dari 2005-2010 selalu hadir. Pada bulan Juli
2010, Provinsi NTT pada tahun 2005, 2007 dan 2008, menduduki posisi teratas
sedangkan tahun 2006 dan 2009 masing-masing ditempati Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Tahun 2010, Jawa Timur menyumbang angka terbesar yaitu lebih dari 14000
kasus, sedangkan Jateng dan NTT menurun menjadi 3791 dan Jawa Tengah menjadi
4991 kasus. Ketiga provinsi tersebut selama 6 tahun berturut-turut (2005-2010)
masuk ke dalam kategori 10 provinsi dengan kasus tertinggi.
Apabila dikelompokkan menurut wilayah pulau, nampak bahwa
wilayah Jawa-Bali merupakan kontributor terbesar terhadap angka nasional
(64,6%) sedangkan wilayah
Maluku-Papua-Nusatenggara hanya berkontribusi sebsar 23,0%. Paling rendah
adalah wilayah Kalimantan, sebesar 1,8%. Hal ini mungkin terkait dengan jumlah
penduduk, khususnya anak balita, yang memang terkonsentrasi di Pulau Jawa dan
Bali.
Penurunan kasus gizi buruk secara nasional, kemungkinan
karena intensitas kegiatan intervensi, khususnya pada anak balita, yang
dilaksanakan oleh para petugas gizi dan kesehatan di lapangan.Intervensi yang
dilakukan berupa intervensi langsung seperti Pemberian Makanan Tambahan,
Pemberian Makanan Pendamping ASI, maupun intervensi tak langsung seperti
penyuluhan dan konseling gizi kepada kelompok masyarakat di daerah.
UPAYA PEMERINTAH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN DAN
PERSOALANNYA.
1. Pemanfaatan SDA
Keanekaragaman hayati Indonesia sebagai sumber daya alam
yang merupakan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dijaga,
dilestarikan, dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Kewajiban tersebut
dilakukan dengan maksud agar keanekaragaman hayati tetap menjadi sumber dan
penunjang kehidupan rakyat Indonesia serta makhluk hidup lainnya, baik di masa
sekarang maupun di masa akan datang.
Masyarakat membutuhkan keanekaragaman genetik dalam
pertanian untuk menghadapi perubahan lingkungan, termasuk pergeseran dinamika
populasi hama, penyakit, gulma, perubahan iklim, dan perubahan selera
masyarakat. Ketersediaan Keanekaragaman sumber daya genetik terus menerus
dibutuhkan, karena varietas tanaman selalu berada pada kondisi interaksi dengan
faktor lingkungan, ekonomi, dan industri pertanian.Ketika salah satu faktor
lingkungan atau ekonomi berubah, tanaman yang diusahakan di lahan harus
disesuaikan dengan perubahantersebut.Untuk itu diperlukan cadangan sumber
daya genetik guna merakit varietas tanaman baru.Cadangan sumber daya genetik
ini diperoleh dari pelestarian keanekaragaman genetik tanaman.
Pada tingkat dunia berbagai spesies baik yang sudah
dibudidayakan maupun yang dimanfaatkan secara langsung dari alam, hanya
sejumlah kecil saja yang menjadi komoditas pertanian, bahkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan pokok hanya empat jenis saja yang menjadi andalan, yaitu padi,
gandum, kentang dan jagung. Di Indonesia, sumber pangan pokok terbatas pada
padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan sagu. Sementara itu sebagian besar
keanekaragaman hayati sumber pangan yang ada di Indonesia masih belum
dimanfaatkan secara optimal.Oleh karena itu, upaya pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian menjadi
sangat penting.
2. Pengadaan makanan pendamping
bagi balita.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan telah
mengalokasikan sejumlah dana untuk pengadaan Makanan Pendamping ASI yang
diberikan kepada anak balita di seluruh Indonesia. Selain itu juga mulai tahun
ini digalakkan surveilans gizi di seluruh kabupaten kota, dan pemantauan
pertumbuhan di seluruh posyandu. Upaya lain yang khusus bagi anak balita adalah
pemberian serbuk Taburia, sebagai suplementasi multigizimikro yang akan
meningkatkan intake makanan pada anak.
3. Pemenuhan hak atas pangan.
Pemerintah harus aktif dalam mengupayakan pemenuhan hak atas
pangan, serta tidak melakukan pengurangan. Campur tangan negara hanya
diperbolehkan dalam rangka mendorong masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya. Hal ini tentunya mendorong upaya pemerintah untuk mendistribusikan
pangan kepada masyarakat dan meningkatkan produksi pangan agar kebutuhan hidup
warganegaranya tercukupi serta mengurangi ketergantungan pangan pada pihak
manapun.
4. Meningkatkan Produksi
Pangan
Produksi pangan bersifat fluktuasi yang di pengaruhi oleh
cuaca, gangguan hama, penyakit dan gangguan alam. Adapun cara-cara untuk
meningkatkan produksi pangan, yaitu:
a. Intensifikasi
produksi pangan melalui pemakaian jenis tanaman unggul yang cepat tumbuh dan
tahan penyakit, pengunaan pupuk, pemakaian irigasi teknis yang efektif,
penggunaan alat dan obat pemberantas hama (penyakti) yang aman dan efektif, dan
penerapanan teknologi bercocok tanam modern.
b. Ekstensifikasi atau
perluasan produksi pangan, yaitu: memproduksi jenis dan banyaknya bahan makanan
yang terutama adalah bahan makanan pokok dengan cara pengembangan akua kultur
secara intensif atau jika memungkinkan pembukaan lahan baru.
c. Diversikasi pangan
yang berarti menganekaragamkan makanan pokok masyarakat suatu daerah dengan
berbagai makanan pokok yang dapat disediakan oleh pemerintah seperit beras,
jagung, gandum, ketela pohon, sagu, dan lain sebagainya. Diversifikasi juga
dalam bentuk olahan makanan, seperti beras yang tidak hanya diolah dalam bentuk
nasi tetapi mungkin juga dalam bentuk roti, yang tentunya mempunyai daya simpan
yang lebih lama dan lebih mudah untuk di distribusikan.
Kesimpulan
Pangan merupakan sumber makanan yang secara alamiah maupun
telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan
kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang
bermanfaat bagi kesehatan. Bahan pangan yang ada di Indonesia sangat
beranekaragam dan memiliki kandungan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan gizi masyarakat Indonesia.
Permasalahan pangan dan gizi mengalami perkembangan yang
sangat cepat dan komplek. Perkembangan ini memerlukan telaah dan respon
kebijakan yang lebih menjamin terhadap pengamanan aksesibilitas pangan
masyarakat. Globalisasi juga mendorong perubahan pola konsumsi pangan
masyarakat yang memerlukan perhatian akan dampaknya terhadap kesehatan.
Keanekaragaman hayati pada sistem pertanian telah mengalami
kemerosotan yang nyata. Hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya jenis
tanaman penyedia kebutuhan pangan pokok yang mengancam terwujudnya ketahanan
pangan. Apabila kondisi ini dibiarkan terus berlangsung, maka kemampuan
nasional untuk meningkatkan produksi pangan akan menurun. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya krisis pangan di masa datang.
Hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi, Kementerian
Kesehatan, menunjukkan pada tahun 2010 tercatat 43616 anak balita gizi buruk
yang ditemukan dan telah dirawat. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya sejumlah 56941 anak.
Apabila dikelompokkan menurut wilayah pulau, nampak bahwa
wilayah Jawa-Bali merupakan kontributor terbesar terhadap angka nasional
(64,6%) sedangkan wilayah Maluku-Papua-Nusatenggara hanya berkontribusi sebsar
23,0%. Paling rendah adalah wilayah Kalimantan, sebesar 1,8%. Hal ini mungkin
terkait dengan jumlah penduduk, khususnya anak balita, yang memang
terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali.
Untuk mengatasi masalah gizi dan pangan yang ada di
Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain :
Pemanfaatan SDA. Hal ini dikarenakan sebagian besar
keanekaragaman hayati sumber pangan yang ada di Indonesia masih belum
dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pemanfaatan
sumber daya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian menjadi sangat penting
Pengadaan makanan pendamping bagi balita. Hal ini
dikarenakan masih banyaknya balita yang mengalami gizi kurang diberbagai
daerah. Oleh karena itu, pemberian serbuk Taburia, sebagai suplementasi
multigizimikro yang akan meningkatkan intake makanan pada anak.
Intensifikasi produksi pangan melalui pemakaian jenis
tanaman unggul yang cepat tumbuh dan tahan penyaki.
Ekstensifikasi atau perluasan produksi pangan, dengan
memproduksi jenis dan banyaknya bahan makanan pokok dengan cara pengembangan
akua kultur secara intensif atau jika memungkinkan pembukaan lahan baru.
Diversikasi pangan dengan menganekaragamkan makanan
pokok masyarakat suatu daerah dengan berbagai makanan pokok yang dapat
disediakan oleh pemerintah.
Daftar Pustaka
Anonymous. 2010. Sumber Pangan dan Gizi di Indonesia. http://gizi.net/makalah/Ilmugizi-mkn-daerah1.pdf.
Di akses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2011. Macam Umbi-Umbian di Indonesia. http://www.anneahira.com .Di akses
tanggal 14 Juni 2011
Anonymous. 2011. Suku Gandum dan Kandungan Gizinya. http://www.anneahira.com. Diakses tanggal
14 Juni 2011
Anonymous. 2009. Pengertian Pangan dan Hubungannya
dengan Gizi.http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-vitamin-jenis-jenis-vitamin-sumber-sumber-vitamin/.Diakses
tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2010. Keadaan sumber pangan di Indonesia.http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/indonesia-berada-dalam-keadaan-rawan-pangan-hu6rcdd.html.
Diakses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2011. Kandungan Gizi Pada Susu Kedelai.http://www.google.co.id. Diakses tanggal 14
Maret 2011
Anonymous. 2010. Upaya Pemerintah Meningkatkan Gizi di
Indonesia.http://modemmurah.net/info-baru/upaya-pemerintah-meningkatkan-gizi-masyarakat-melalui-program-nice.
Diakses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2011. Upaya Pemerintah dalam Pembinaan Gizi
di Indonesia.http://gizi.net/2010/07/rencana-anggaran-program-pembinaan-gizi-masyarakat-2011-dibahas.
Diakses tanggal 14 Maret 2011
Budianto, Agus Krisno. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi.
Malang. Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar