Kamis, 22 Oktober 2015

SUMBER DAYA ALAM, KERUSAKAN SUMBER DAYA ALAM SERTA DAMPAKNYA

A. PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam merupakan unsur  lingkungan yang mutlak yang di butuhkan dalam kehidupan di permukaan bumi.  Namun, lambat laun sumber daya yang ada di bumi ini mengalami ekploitasi secara  besar-besaran yang di lakukan oleh manusia.

B.   MACAM-MACAM KERUSAKAN PADA SUMBER DAYA ALAM

     1)          ILLEGAL LOGGING
 Kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang merupakan bentuk ancaman faktual disekitar perbatasan yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat
2)         KESUBURAN TANAH
Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman, tempat persediaan udara bagi pernapasan akar, tempat persediaan unsur-unsur makanan bagi tumbuhan, tempat persediaan air bagi tumbuh-tumbuhan dan tempat berkembangnya mikro dan makroorganisme yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
Agar mampu menjalankan peran-peran tersebut, maka tanah harus memiliki kesuburan dan kesehatan yang baik.  Kata ”kesuburan dan kesehatan tanah” sering kali digunakan secara bersamaan. Pada kenyataannya ada dijumpai tanahnya subur tetapi tanaman yang tumbuh di atasnya, tumbuh tidak sehat.  Terdapat perbedaan definisi antara kesuburan dan kesehatan tanah.  Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dengan sifat kimia, fisika, dan biologi yang dimilikinya.
Sedangkan kesehatan tanah bisa diartikan suatu keadaan tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara sehat tanpa adanya gangguan apapun.  Walaupun terdapat perbedaan definisi, faktanya terkadang sulit membedakan antara kesuburan tanah maupun kesehatan tanah karena pada keduanya terkait dengan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah.  Ditinjau dari sudut kesuburan, tanah dipandang sebagai tempat tumbuh tanaman dimana faktor yang sangat berpengaruh adalah tekstur tanah, ketersediaan hara, aerasi, kemampuan mengikat tanah dll.  Sedangkan ditinjau dari sudut kesehatan  tanah, tanah dipandang sebagai tempat kehidupan, dimana selain faktor fisik dan kimia seperti tersebut di atas, kehidupan jasad-jasad makro dan mikro di dalam tanah harus mampu mendukung kehidupan tanaman.
Kesuburan dan kesehatan tanah bisa berubah ubah. Tanah yang tadinya subur dan sehat bisa saja menjadi kurang subur dan sakit. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesuburan dan kesehatan tanah menjadi menurun.  Beberapa faktor penyebab menurunnya kesuburan tanah diantaranya yaitu penyerapan zat hara oleh tanaman,  penguapan elemen hara ke atmosfer, resapan ke dalam tanah, dan terjadinya erosi.  Sedangkan faktor-faktor penyebab menurunnya kesehatan tanah diantaranya yaitu tidak pernah melakukan pemberian bahan organik ke tanah, pemakaian pupuk yang berlebihan,  terjadinya pencemaran bahan kimia berbahaya (seperti pestisida kimia), melakukan pembakaran di atas lahan (merusak tekstur tanah) dan juga erosi.
3)      KERUSAKAN VEGETASI LAUT
Terumbu karang  atau coral reefs merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22oC), memiliki kadar CaCO3 atau Kalsium Karbonat tinggi, dan komunitasnya didominasi berbagai jenis hewan karang keras. Kalsium Karbonat ini berupa endapan masif yang dihasilkan oleh organisme karang (Filum Scnedaria, Kelas Anthozoa, Ordo Madreporaria Scleractinia), alga berkapur, dan organisme lain yang mengeluarkan CaCO3 (Guilcher, 1988:1).
Arah perkembangan terumbu organik dikontrol oleh keseimbangan ketiga faktor yaitu hidrologis, batimetris, dan biologis. Jika ketiga faktor
seimbang, terumbu berkembang secara radial dan akan terbentuk terumbu paparan dan apabila pertumbuhan ini berlanjut akan terbentuk terumbu pelataran bergoba. Namun jika perkembangan radial dibatasi oleh kondisi batimetri akan terbentuk terumbu paparan lonjong. Terumbu yang terakhir ini tidak membentuk lagun yang benar dan depresi menyudut merupakan penyebaran pasir. Sedangkan terumbu paparan dinding terbentuk pada kondisi batimetris dan hidrologis tidak simetris, di mana perkembangan terumbu terbatas pada satu atau dua arah. Kondisi ini akan menghasilkan perkembangan terumbu secara linier, dan membentuk terumbu dinding berupa terumbu dinding tanduk dan terumbu dinding garpu. Terbentuknya terumbu dinding garpu ini menunjukkan adanya arus pasang surut yang kuat. (Zuidam, 1985:1).

Terumbu karang dapat berkembang dan membentuk suatu pulau kecil. Dari 5 jenis pulau yaitu Pulau Benua atau Continental Islands, Pulau Vulkanik atau Volcanic Islands, Pulau Daratan Rendah atau Low Islands, Pulau Karang Timbul atau Raised Coral Islands, dan Pulau Atol atau Atolls, 2 yang terakhir terbentuk dari terumbu karang. Di sisi lain, dari 10 jenis bentuk lahan, terumbu karang adalah salah satunya. Bentuk lahan ini adalah bentuk lahan organik yaitu berupa binatang. Bentuk lain yang berhubungan dengan terumbu karang adalah bentuk lahan karst, yaitu terbentuk melalui proses karstifikasi pada batuan kalsium karbonat.
Namun bentuk lahan karst ini terbentuk secara alami melalui proses eksogenik dan endogenik dan berlangsung pada skala besar. Sedangkan terumbu karang terbentuk secara organik dan relatif perlahan sehingga lebih memungkinkan adanya campur tangan manusia dalam pertumbuhannya. Hasil identifikasi bentuk lahan mencerminkan karakteristik fisik lahan dan untuk mendapatkannya dengan melalui analisis geomorfologis. Geomorfologi adalah studi yang mendeskripsi bentuk lahan dan proses-proses yang menghasilkan bentuklahan serta menyelidiki hubungan timbal-balik antara bentuklahan dan proses-proses tersebut dalam susunan keruangan.
Terumbu karang mempunyai fungsi yang amat penting bagi kehidupan laut, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai Spawning Ground dan Nursery Ground. Secara alami, terumbu  karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran,pembesaran anak, makan dan mencari makan feeding & foraging, terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis.
2.    Sebagai pelindung pantai, dan ekosistem pesisir lain
padang lamun dan hutan mangrove dari terjangan arus kuat dan gelombang besar (Zuidam, 1985:2).


4)EROSI
Peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
Secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.
C.Faktor-faktor penyebab kerusakan Sumber Daya Alam
A).  Kerusakan Akibat Alam

1. Kerusakan akibat letusan gunung berapi.

Letusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme. Letusan gunung berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu membendung atau 
mencegahnya. Akibat dari letusan gunung berapi dapat merusak lingkungan hidup. 
Kerusakan itu antara lain :

1. Kerusakan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang dapat 
menimpa perumahan, daerah pertanian, hutan, dan sebagainya.


2. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan terganggunya 
pernapasan juga pemandangan yang gelap, dan dapat menutupi areal pertanian 
dan perkebunan yang bisa mengurangi produksi.


3. Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai, sehingga ketika hujan 
turun menimbulkan banjir.


4. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk disekitar 
gunung api.


5. Lava panas yang meleleh akan merusak dan mematikan apa saja yang dilaluinya.
Setelah dingin, akan membeku menjadi batuan yang keras yang dapat 
menghambat pertumbuhan tanaman. 

6. Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata 
dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinnya.


7. Lahar dingin, dapat merusak areal pertanian, dan daerah permukiman penduduk serta bangunan lain.


8. Debu-debu gunung api yang bertebaran di udara, dapat menghalangi radiasi matahari, dan membahayakan penerbangan udara.


B . Kerusakan akibat gempa bumi.

Gempa bumi merupakan hentakan lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam merambat ke permukaan bumi. Kerusakan akibat gempa bumi menimbulkan gejala langsung maupun tidak langsung :
1. Banjir atau tanggul rusak.
2. Gempa di dasar laut menyebabkan tsunami.
3. Tanah di permukaan menjadi merekah.
4. Tanah longsor.
5. Bangunan roboh.
6. Kebakaran yang terjadi akibat dampak lanjutan gempa.
c. Kerusakan akibat Cyclon (angin topan).

Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin-angin topan atau badai. Kerusakan yang ditimbulkannya tergantung dengan kuat arusnya. Tipe-tipe siklon :
1. Siklon tropik : terjadi di permukaan laut.
2. Siklon Gelombang : di daerah lintang sedang dan lintang tinggi bersifat sangat merusak.
3. Tornado di AS : merupakan siklon hebat yang berasal dari anginnya yang sangat kuat.
Kerusakan yang disebabkan oleh angin topan adalah sebagai berikut: 
1. Rumah-rumah yang kurang kuat terbawa sampai beberapa kilometer.
2. Bangunan rumah tembok dan gedung–gedung rusak atapnya bahkan ada yang roboh.
3. Merusak areal hutan, perkebunan, dan pertanian.
d. Musim Kemarau

Beberapa kerusakan akibat musim kemarau,adalah sebagai berikut : 
1. Tumbuh-tumbuhan banyak yang mati sehingga dapat mengancam kehidupan makhluk hidup lainya.
2. Sungai-sungai, danau-danau dan air tanah menjadi kering sehingga dapat merugikan daerah pertanian.
3. Sumur-sumur dan sumber air kering.


2. Kerusakan akibat ulah manusia.


a. Pertanian

Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-alang. Akibat lebih jauh, saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah permukaan yang intensif. Hal ini bisa menyebabkan banjir, sementara itu saat musim kemarau tempat seperti itu akan mengalami kekurangan air.

b. Perikanan

Cara penangkapan ikan yang salah, seperti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di daerah perairan. Apalagi bila menggunakan bahan peledak, tidak saja ikan besar yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil lainnya juga ikut mati.

c. Teknologi dan Industri

Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu, traktor memang mempermudah dan mempercepat dalam membajak sawah. Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa bahan bakar, buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan.

d. Pencemaran

Pencemaran (polusi) adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah) karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran adalah sebagai berikut :

1. Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor dapat mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida. Karbon dioksida mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon monoksida dapat meracuni dan mematikan makhluk hidup sedangkan belerang dioksida menyebabkan udara bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam.


2. Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan dapat pula terjadi pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit dan gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf.


3. Pencemaran air
Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya banyak ikan dan mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak mampu hidup lagi. Selain itu air sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air tercemar sehingga manusia sulit mendapat air minum yang sehat dan bersih.


4. Pencemaran tanah
Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain : 
• Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik.
• Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus botol bekas.

e. Banjir
Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan banjir, antara lain : 
 Penggundulan hutan secara tak terencana
 Pembuangan sampah di sembarang tempat
 Sulit meresapnya air hujan di tanah perkotaan karena tanah perkotaan banyak tertutup semen beton dan aspal.
 Rusaknya tanggul-tanggul sungai dan banyaknya sungai yang dangkal dengan sungai yang berkelok-kelok.


Beberapa ulah manusia baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan Sumber Daya Alam yaitu :
1. Penebangan hutan secara liar.
2. Perburuan liar.
3. Merusak hutan bakau.
4. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
5. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
6. Pembangunan liar di daerah aliran sungai.
7. Pemanfaatan SDA secara berlebihan di luar batas.
Upaya mengantisipasi kerusakan Sumber Daya Alam.
1. Pelestarian hutan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan antara lain :
1. Reboisasi / penanaman kembali.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.



2. Pelestarian laut dan pantai.
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. 
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.



3. Pelestarian Flora dan Fauna.
Upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya :
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.



4. Pelestarian tanah.
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir merupakan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yan berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon / penghijauan kembali terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan / pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terassering/sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan. Langkah-langkah untuk menjaga kestabilan lahan pertanian daerah miring dan untuk mengurangi erosi tanah adalah sebagai berikut :
1. Terassering adalah menanam dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi tanah.
2. Contour farming adalah menanam lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menahan tanah.
3. Contour plowing adalah membajak searah garis kontur sehingga terjadilah alur-alur horizontal.
4. Contour strip cropping adalah bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah itu dalam bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok, dan jenis tanamannya tumpang sari.
5. Crop rotation adalah usaha pergantian jenis tanaman, supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara.
6. Pembuatan tanggul pasangan (guludan) untuk menahan hasil erosi.
7. Reboisasi, menanam kembali hutan-hutan yang gundul.




5. Pelestarian udara.
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Upaya yang dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain :
1. Menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga. 
2. Mengupayakan pengurangan emisi / pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran asap mesin yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter bagi cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi / bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas Freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetik adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet keluar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusak jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.


LINK MENGENAI VIDEO SUMBER DAYA ALAM YANG BERSANGKUTAN DENGAN ARTIKEL INI DAPAT DILIHAT DI https://www.youtube.com/watch?v=Ud_T-cuaTXw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar