Jumat, 27 November 2015

IPTEK dan LINGKUNGAN

Di era globalisasi, penggunaan teknologi semakin canggih, segala bentuk kegiatan pasti dihubungkan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) termasuk pengelolaan lingkungan hidup.
Untuk itu slide di bawah ini akan menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan IPTEK, semoga slide di bawah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

PENDUDUK dan SUMBER DAYA PANGAN

A. PENDUDUK

1. Pengertian Penduduk

              Penduduk adalah mereka, sekelompok orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah wilayah atau daerah negara .Ada juga yang dikenal dengan bukan penduduk, yaitu mereka yang tinggal dalam sebuah negara tapi tidak ingin tinggal di negara tersebut.
              Dalam pengertians ederhana, penduduk adalah kelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu. Ada beberapa hal yang berkaitan mengapa sekelompok orang tersebut tinggal disebuah negara, bisa jadi karena ada faktor kemanan, faktor pekerjaan dan masih banyak lainya.
              Kesimpulan dari pengertian penduduk adalah mereka sekelompok orang yang tinggal dinegara atau wilayah tertentu. Di negara kita, pasal yang khusus mengatur mengenai masalah kependudukan diatur dalam pasal 26 UUD 1945.

2. Faktor-faktor pertambahan penduduk

Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
I. Kematian (Mortalitas)
II. Kelahiran (Natalitas)
III. Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.


I. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Sarana kesehatan yang kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
– Terjadinya berbagai bencana alam
– Terjadinya peperangan
– Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
– Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.
– Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
– Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
– Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
– Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
 Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )v
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
 Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)v
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)v
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
– Rendah, jika IMR antara 15-35.
– Sedang, jika IMR antara 36-75.
– Tinggi, jika IMR antara 76-125.


II. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :
a. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
• Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
• Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun.


III. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
Pengertian mengenai perubahan ini sangat penting dalam kaitannya dengan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, dan memang jenis sumberdaya inilah yang seringkali dikhawatirkan akan segera punah.
2. Lingkungan social budaya
Subyek utama dalam mengungkap permasalahan lingkungan hidup adalah manusia. Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling memberi dan menerima pengaruh satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif.
3. Potensi ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi atau usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.


SUMBER PANGAN
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan, terlebih dizaman yang sedemikian modern teknologi pangan sudah sedemikian maju, ironis sekali apabila melihat keadaan bangsa ini yang masih tertatih-tahih untuk mencukupi kebutuhan pangannya sendiri.Perkembangan dewasa ini pangan telah diandalkan sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh.Bahkan bila dimungkinkan, pangan harus dapat menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari penyakit tertentu. Dari sinilah lahir konsep pangan fungsional.Oleh sebab itu pangan hendaknya bukan sekedar sebagai sesuatu yang bisa dimakan.tetapi juga harus memiliki manfaat.
Definisi pangan menurut Badan POM adalah sumber makanan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh masyarakat.Selain tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme.Jadi dapat disimpulkan, sumber pangan berarti segala potensi makanan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat , sehat, layak dan memeliki kandungan yang bermanfaat.

JENIS-JENIS SUMBER PANGAN DAN GIZI DI INDONESIA
a.      Jenis Gandum
1.      Beras Putih
Secara umum, beras adalah gabah yang bagian kulitnya telah dibuang dengan cara digiling sehingga yang tertinggal hanya bulir gabahnya. Bulir gabah yang telah melalui penggilingan tersebut adalah endosperm yang merupakan bagian utama butir beras.Kandungan dalam endosperm adalah protein yang cukup banyak, selulosa, mineral, dan vitamin.
Jika gabah tidak melalui penggilingan, sebenarnya bekatul dari gabah banyak mengandung vitamin B1, protein, lemak, vitamin B2, dan niasin.Namun, karena harus melalui penggilingan, kandungan gizi beras menjadi berkurang karena kulit luar pembungkus biji beras (bekatul) yang sebenarnya memiliki banyak kandungan gizi terbuang percuma.Bekatul mengandung Vitamin B15 yang memiliki manfaat untuk meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak serta menambah sirkulasi oksigen di dalam jaringan otot jantung. Bekatul kaya akan protein, lemak, mineral, vitamin B kompleks, serta serat pencernaan.
Kandungan gizi beras sangat bergantung pada jenis beras dan cara pengolahannya. Namun, secara umum, beras adalah sumber energi dan protein yang membantu memberikan energi pada tubuh manusia.Selain itu, beras mengandung berbagai mineral dan vitamin. Protein yang terkandung dalam beras dikenal dengan nama protein glutelin yang tidak larut dalam air. Protein beras yang lain, yaitu lisin yang memiliki kandungan cukup tinggi di dalam beras.

2.      Beras Merah
Beras merah lebih sehat karena umumnya ditumbuk atau pecah kulit, sehingga kulit ari yang lazim disebut bekatul yang kaya serat dan minyak alami itu masih menempel.Lemak yang terkandung pada kulit ari adalah lemak esensial, yang penting bagi perkembangan otak.Kandungan serat alaminya juga memberi efek kenyang serta membersihkan saluran pencernaan.
Kadar karbohidrat beras merah sekitar 77,6 gram per 100 gram bahan. Sementara kadar protein beras merah sekitar 7,5 gram per 100 gram bahan, sedikit lebih tinggi daripada beras putih, 6,8 gram per 100 gram bahan.
Daripada beras putih, beras merah lebih unggul kandungan vitamin dan mineralnya. Beras merah mengandung vitamin B1 (thiamin) lebih tinggi ketimbang beras putih, masing-masing 0,21 dan 0,12 miligram per 100 gram bahan.Kandungan mineral yang paling menonjol pada beras merah adalah kalsium dan fosfor. Kadar kalsium pada beras merah 16 mg per 100 g dan fosfor 163 mg per 100 gram bahan. Mineral lain yang terdapat pada beras merah adalah selenium.Kadar selenium pada 100 gram beras merah 39 mikrogram.

b.      Umbi-umbian
1.      Kentang
Kentang mengandung vitamin C dan mineral yang cukup tinggi. Kandungan karbohidrat kentang sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang sekitar 80 kalori.
Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram kentang. Umbi-umbian lainnya sangat miskin vitamin C. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan tiamin (vitamin B1).
Kentang juga mengandung berbagai mineral seperti kalsium (26 mg/100 g), fosfor (49 mg per 100 g), besi (1,1 mg/100 g), dan kalium (449 mg/100 g). Sementara kandungan natriumnya sangat rendah, yaitu 0,4 mg/100 g.
Rasio kalium terhadap natrium yang tinggi pada kentang sangat menguntungkan bagi kesehatan, khususnya dalam mencegah penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)

2.      Umbi Garut
Kata garut berasal dari kata arrowroot yang berarti tanaman yang mempunyai akar rimpang (umbi) berbentuk seperti busur panah.Umbi garut memiliki tekstur lembut dan mudah dicerna.Itu sebabnya umbi garut sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh seseorang yang baru sembuh dari sakit.Juga cocok dikonsumsi anak yang mengidap autis.
Tingginya kadar karbohidrat dan energi membuat umbi garut dapat digunakan sebagai pengganti karbohidrat. Kadar proteinnya relatif rendah ketimbang tepung beras atau tepung jagung, tetapi setara dengan protein sagu, tepung singkong, tepung kentang, maizena, dan tapioka.
Rendahnya protein tepung umbi garut dapat disiasati dengan mengombinasikannya bersama bahan pangan sumber protein. Dalam industri makanan, pati garut dimanfaatkan sebagai bahan baku jenang (dodol), kue dadar, kue semprit, cantik manis, roti, biskuit, cendol, puding, keripik, mi, glukosa cair, serta makanan bayi.
Pati garut dapat digunakan sebagai pengganti sebagian atau seluruh tepung terigu pada industrimakanan.Dalam pembuatan roti tawar, tepung garut dapat mensubstitusi terigu sebanyak 10-20 persen, sedangkan pada pembuatan mi kering, dapat mensubstitusi tepung terigu hingga 15-20 persen

3.      Umbi Talas (Colocasia sp.)
Talas juga berpotensi menjadi makanan pokok selain betas karena mengandung karbohidrat dan zat gizi lainnya.Karena kandungan karbohidrat pada talas cukup tinggi meskipun tidak sebesar singkong, beras, maupun gandum. Komponen terbesar dari karbohidrat talas adalah pati yang mencapai 77,9 persen. Pati umbi talas terdiri atas 17-28 persen amilosa, sisanya 72-83 persen adalah amilopektin.
Tingginya kadar amilopektin menyebabkan talas bersifat pulen dan lengket seperti beras ketan. Keunggulan lain dari pati talas adalah mudah dicerna, sehingga cocok digunakan sebagai makanan bayi atau penyembuhan pasca sakit.
Talas juga memiliki kadar protein yang lebih baik. Protein ini mengandung beberapa asam amino esensial meski miskin histidin, lisin, isoleusin, triptofan, dan metionin.Untuk meningkatkan kualitas protein, talas dapat dikonsumsi dengan kacang-kacangan.Talas juga mengandung lemak, vitamin, dan mineral.
Seperti umbi-umbian lain, umbi talas juga mengandung oligosakarida, terutama rafinosa. Oligosakarida tersebut tidak tercerna di dalam usus halus, tetapi masuk ke dalam usus besar.Didalam usus besar, rafinosa difermentasi oleh sejumlah mikroflora menghasilkan bermacam gas, seperti metan (CH4), karbon dioksida (C02), dan hidrogen (H2).
Akumulasi gas-gas tersebut menyebabkan kembung, sehingga orang sering buang gas (kentut) setelah makan talas.Namun, proses pemasakan seperti perebusan, penggorengan, pengukusan, atau pemanggangan yang cukup dapat membantu mereduksi senyawa rafinosa pada talas.

4.      Singkong
Salah satu umbi yang memiliki nilai strategis sebagai pengganti nasi putih adalah singkong.Singkong mengandung karbohidrat sangat tinggi, sekitar 34-38 gram per 100 gram.Kandungan energinya 146-157 kalori per 100 gram bahan. Namun, kadar protein dalam singkong tergolong rendah, sehingga harus diimbangi dengan pangan sumber protein saat mengonsumsinya.
Dibandingkan singkong putih, singkong kuning memiliki keunggulan kandungan provitamin A, yang di dalam tubuh diubah menjadi vitamin A. Kadar provitamin A pada singkong kuning setara dengan 385 SI vitamin A per 100 gram, sedangkan singkong putih tidak mengandung vitamin A.
Satu hal yang perlu diwaspadai pada pengolahan singkong adalah kandungan asam sianida (HCN) yang bersifat racun. Ada empat golongan singkong berdasarkan kadar HCN-nya: golongan yang tidak beracun (sekitar 50 mg HCN per kg umbi segar), golongan beracun sedikit (50-80 mg HCN per kg umbi segar, golongan beracun (80-100 mg HCN per kg umbi segar), dan golongan sangat beracun (lebih dari 100 mg HCN per kg umbi segar).
Singkong pun menjadi makanan utama di daerah Gunung Kidul.Tetapi, kedudukan singkong mulai bergeser karena penduduk sudah mulai terbiasa makan nasi yang didatangkan ke daerah itu.

5.      Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennstedt) Nicolson)
Suweg merupakan salah satu jenis Araceae yang berbatang semu, memiliki satu daun tunggal yang terpecah-pecah. Jenis ini jarang dibudidayakan, umumnya tumbuh di hutan-hutan jati atau kebun yang tidak dipelihara. Seperti halnya talas, suweg juga mengandung kristal kalsium oksalat yang membuat rasa gatal. Senyawa ini dapat dihilangkan dengan cara perlakuan dan perebusan. Suweg memiliki kandungan kalsium yang baik bagi pertumbuhan anak, dapat menguatkan tulang dan gigi baik bagi anak maupun orang dewasa. Umbinya dapat dipanen 8 – 10 bulan. Beberapa daerah pengamatan dan cara pengolahannya yang dikunjungi antara lain Wonosari dan Malang.

6.      Ganyong (Canna indica L.)
Seperti halnya dengan tanaman garut, ganyong umumnya tumbuh berumpun di bawah naungan antara lain: jati, bambu, pisang, biasanya ditanam secara tumpang sari namun belum secara intesif. Umumnya, hasilnya untuk konsumsi keluarga saja. Dikenal 2 macam ganyong yaitu ganyong berdaun merah dan berdaun putih, meskipun umbinya berwarna putih dan mempunyai rasa yang sama. Di Jawa Barat ganyong dikenal dengan nama ganyol.
Untuk umbi ganyong, data Direktorat Gizi Depkes RI menyebutkan bahwa kandungan gizi Ganyong tiap 100 gram secara lengkap terdiri dari kalori 95,00 kal; protein 1,00 g; lemak 0,11 g; karbohidrat 22,60 g; kalsium 21,00 g; fosfor 70,00 g; zat besi 1,90 mg; vitamin B1 0,10 mg; vitamin C 10,00 mg; air 75,00 g.

7.      Gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
Jenis ini dicirikan dari daunnya yang terdiri dari 3 helai daun dan batangnya yang berbulu dan berduri tersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Umbinya berwarna coklat muda, diliputi rambut-rambut akar yang besar dan kaku.  Umbi gadung tidak dapat dikonsumi secara langsung karena beracun sehingga harus diberi perlakuan tertentu sebelum diolah. Produk hasil olahan biasanya berupa kripik gadung. Dari pengamatan di pasar tradisional di beberapa daerah diketahui produk kripik gadung baik mentah maupun matang telah jarang dijumpai, tampaknya telah didominasi oleh kripik kentang.

8.      Uwi (Dioscorea spp.)
Ada beberapa varietas dari uwi dan penamaannya di tiap daerah juga berbeda-beda. Di daerah Wonosari (Yogyakarta) dan desa Poncokusumo (Malang-Jawa Timur), terdapat varietas uwi putih dan uwi ungu (”gadung” dalam bahasa JawaTimur). Di Kutowinangun (Jawa Tengah), dikenal yang namanya uwi bangkulit (kulit luarnya berwarna merah “abang” dalam bahasa Jawa Tengah), sedangkan di daerah Garut dikenal varietas huwi manis/kalapa (karena rasanya manis seperti kelapa) dan huwi  hideung (karena warna hitam. “”hideung” hitam dalama bahasa Sunda). Umbi uwi ini biasanya dipanen sekitar umur 6-8 bulan. Pemanfaatan uwi sebagai sumber bahan pangan biasanya hanya sebatas dikonsumsi sebagai pengganti nasi dengan cara dikukus, atau  di kecamatan Leles, Kabupaten Garut, uwi biasanya digunakan untuk acara sawaka (7 bulanan masa kehamilan).
Uwi memiliki fosfor dengan kandungan tinggi yang digunakan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Tidak ketinggalan dengan gadung, umbi ini ternyata mengandung vitamin C cukup tinggi, bagus untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta menghindari serangan flu di musim yang mudah berubah seperti sekarang.

9.      Gembili (Dioscorea esculenta (Lour.) Burkill)
Jenis ini merupakan salah satu yang dibudidayakan dan jarang ditemukan tumbuh liar. Umumnya ditanam secara terbatas di pekarangan rumah. Umbinya berwarna putih sampai putih kekuningan dan pemanfaataannya sebatas dikonsumsi dengan cara dikukus sebagai pengganti makanan pokok. Umbi gembili banyak dijual di pasar-pasar tradisional di Jawa Tengah  (Kebumen, Kutowinangun, Wonosari) dan Jawa Timur (Malang).

10.  Kentang hitam (Coleus tuberosum Benth. atau Plectranthus rotundifolius(Poiret) Sprengel)
Kentang hitam/ireng seringkali disebut juga sebagai kentang kleci (karena bentuk umbinya kecil, bulat seperti bentuk kleci atau kelereng). Disebut sebagai kentang ireng karena kulit luarnya berwarna hitam (”ireng” dalam bahasa Jawa). Biasanya dipanen pada musim panas. Hasil informasi diketahui bahwa tanaman ini terdapat di daerah Jawa Tengah (seperti Kebumen, Kutowinangun, Temanggung) dan Jawa Barat (daerah Sumedang); tampaknya populasinya sudah agak jarang. Umbi kentang ireng biasanya  dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat dengan cara dikukus, atau untuk campuran sayur dan sambal goring.

11.  Ubi jalar / Ubi Cilembu
Dikenal dengan nama ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), sweetpotato (Inggris), dan shoyo (Jepang) merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Selain karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ubi jalar juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).
Ada beberapa varietas ubi jalar yang ada di Indonesia yaitu Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, Sewu. Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas tahun 2001 antara lain: Cilembu yang berasal dari Sumedang. Masing-masing varietas memiliki rasa khas yang berbeda-beda.
Ubi Cilembu merupakan salah satu produk pertanian unggulan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang. Daerah penghasil ubi cilembu adalah Cilembu, Cadas, Pangeran, Sumedang. Ubi cilembu berkulit gading, berurat, dan panjang, sedangkan getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang. Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Rasa manis dari ubi Cilembu akan lebih terasa apabila ubi dibakar dalam open, terutama apabila ubi mentah telah disimpan lebih dari satu minggu.

c.       Kacang-kacangan
1.      Kacang tanah (Arachis hypogaea)
Kacang tanah mengandung protein tinggi, zat besi, lemak, Vitamin B kompleks, Fosfor, Vitamin A, Vitamin E yang dapat membantu kesehatan membran sel dan kulit serta melindungi tubuh kita dari serangan radikal bebas, Vitamin K, Lesitin, kolin, dan tinggi akan kalsium. Salah satu kandungan gizi kacang tanah yang lebih tinggi dari daging, soya dan telur adalah protein. Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh serta Omega 9 juga terdapat di dalam kacang tanah
Kandungan gizi kacang tanah ini dapat pula membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah kanker payudara, menyembuhkan penyakit keputihan, dan susah tidur serta mengurangi risiko terkena penyakit hemofilia. Adanya resveratol dalam kandungan gizi kacang tanah dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita karena dapat mengurangi risiko terserang stroke.
Walau kacang tanah memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sangat baik bagi kesehatan tubuh, namun sangat disarankan bagi para ibu hamil untuk sementara tidak mengonsumsi kacang tanah selama kehamilannya. Kacang tanah yang di konsumsi oleh Ibu hamil dapat menyebabkan alergi bagi janin yang dikandungnya kelak setelah lahir

2.      Kacang Merah
Kandungan gizi kacang merah salah satunya adalah protein nabatinya memiliki sifat rendah lemak dibandingkan protein hewani yang kita dapatkan dari daging. Selain itu, keistimewaan kacang merah adalah membantu penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darah dan kolesterol.
Kacang merah juga memiliki kandungan lemak dan natrium sangat rendah dan nyaris bebas lemak jenuh.Kacang ini sangat tinggi serat yang terdiri dari serat larut air dan serat tidak larut air.Kacang merah sangat baik untuk dikonsumsi bagi kesehatan tubuh.
Secara lengkap, kandungan gizi kacang merah adalah sumber karbohidrat kompleks, serat makanan, vitamin B terutama asam folat dan B6, protein, besi, mangan, fosfor dan thiamin. Kandungan asam glutamat, leucine, arginine, serini dan berbagai protein lainnya sangat lengkap di dalam kacang merah ini.

Manfaat kandungan kacang merahantara lain :
Kandungan seratnya yang tinggi dan Omega 3 serta Omega 6 di dalam kacang merah menghasilkan asal lemak yang dapat mencegah kolesterol jahat di dalam tubuh dan memperlancar pencernaan.
Kandungan lemak dan natrium di dalam kacang merah sangat rendah. Kacang merah dapat dijadikan sumber serat agar terhindar dari sembelit dan menyehatkan pencernaan.
Kandungan karbohidrat kompleksnya mampu mencegah risiko diabetes.
Kacang merah memiliki keistimewaan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Kacang ini dapat mengurangi kerusakan pembuluh darah akibat diabetes, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan risiko berkembangnya sel kanker usus besar dan kanker payudara serta mengurangi kadar gula dalam darah.
Kadar serat yang tinggi pada kacang merah dapat digunakan dalam menu program diet. Kadar seratnya yang tinggi tersebut akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Kandungan thiaminnya mencegah penyakit beri-beri.
Vitamin B6 dalam kandungan gizi kacang merah dapat membantu menjaga kesehatan kulit.
Zat mineral berupa besi dan tembaga di dalam kacang merah membantu tubuh dalam pembentukan tulang, mencegah anemia dan membantu dalam pembentukan enzim-enzim penting di dalam tubuh.

4.    Kedelai (Glycine max)
Kedelai mengandung genistein.Genistein adalah satu jenis isoflavon.Isoflavon adalah salah satu kandungan gizi yang banyak terdapat dalam kacang-kacangan, terutama kacang kedelai.Genistein dalam kedelai bermanfaat untuk mengontrol jumlah lemak dalam tubuh.Setelah itu, kacang kedelai pun dapat mengontrol jumlah kolesterol dalam darah.Kandungan kedelai yang bertugas mengontrol kolesterol dalam darah adalah asam amino glisin dan argimin.Keduaasam tersebut merupakan komponen yang dapat menyusun hormon insulin dan glukogen dalam tubuh.Jumlah hormon insulin yang meningkat dapat menurunkan kadarglukosa dalam darah. Sebagian glukosa dalam darah akan diubah menjadi energi oleh hormon insulin. Hal inilah yang dipercaya para ahli sebagai pencegah hadirnya penyakit diabetes dalam tubuh.
Selain itu, kandungan isoflavon pada kedelai dapat menjaga tekanan darah. Kacang kedelai yang kaya akan serat, protein, karbohidrat, magnesium, mineral, fosfor, vitamin, dan rendah lemak,  bermanfaat untuk melancarkan sistem metabolisme tubuh, melancarkan sistem pencernaan, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, kedelai dapat memperkuat tulang, mencegah kegemukan dan ginjal, menjaga tubuh dari ancaman stroke, rematik, asam urat, dan penyakit lambung.

4.      Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau adalah sumber yang bagus untuk protein, karbohidrat komplek dan vitamin B. Kacang hijau juga dapat menurunkan kolesterol karena kaya serat. Studi menunjukkan bahwa serat yang tinggi mencegah gula darah naik terlalu cepat setelah makan, sehingga baik untuk penderita diabetes . Kacang hijau kaya akan vitamin B, bagus untuk penderita penyakit maag karena bersifat alkali atau basa.
Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang hijau, antara lain; dalam 110 gram kacang hijau mengandung 345 kalori, 22,2 gram protein, 1,2 gram lemak, vitamin A, B1, 1,157 IU, mineral berupa fosfor, zat besi, dan mg. Selain kandungan gizi/vitamin, kacang hijau ternyata bisa menyembuhkan penyakit beri-beri, radang ginjal, melancarkan pencernaan, tekanan darah tinggi, mengatasi keracunan alkohol, pestisida, timah hitam, mengatasi gatal karena biang keringat, muntaber, menguatkan fungsi limpa dan lambung, impotensi, TBC paru-paru, jerawat, mengatasi flek hitam di wajah, dll.

5.      Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Sebagai tanaman pangan yang mengandung manfaat untuk kesehatan, khasiat jagung antara lain sebagai pembangun otot dan tulang, baik untuk otak dan sistem syaraf, mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker dan jantung, mencegah gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol darah.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
–          Kalori                            : 355 Kalori
–          Protein                          : 9,2 gr
–          Lemak                          : 3,9 gr
–          Karbohidrat                   : 73,7 gr
–          Kalsium                        : 10 mg
–          Fosfor                           : 256 mg
–          Ferrum                          : 2,4 mg
–          Vitamin A                      : 510 SI
–          Vitamin B1                    : 0,38 mg
–          Air                                   : 12 gr
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

d.      Daging/Ikan
1.      Belut
Belut mengandung protein yang cukup tinggi. Jumlah protein yang terkandung dalam daging belut kurang lebih sama dengan jumlah protein yang terdapat pada daging sapi, dan lebih tinggi daripada kandungan protein pada sebutir telur.Protein yang terkandung dalam belut juga mudah dicerna, sehingga belut bisa dikonsumsi dan dijadikan sumber protein untuk segala usia. Balita hingga usia yang sudah lanjut.
Belut mengandung asam esensial dan asam nonesensial.Kandungan berbagai asam amino esensial dalam belut, seperti aspartat, lisin, isoleusin, leusin, dan glutamat.Kandungan lisin dan isoleusin dalam belut menyumbangkan nutrisi yang dipercaya baik bagi tumbuh kembanganak.Pada orang dewasa, kandungan dua asam ini juga baik untuk menjaga kandungan nitrogen agar tetap seimbang.
Belut juga mengandung arigin yang merupakan bagian dari asam amino nonesensial.Arigin pada belut dapat membantu merangsang hormon pertumbuhan pada manusia.Jenis asam nonesensial ini juga dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, mengurangi timbunan lemak, serta dapat menghambat tumbuhnya sel-sel kanker pada payudara.
Kandungan gizi belut lainnya adalah fosforberguna untuk kesehatan tulang,zat besi yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh dan oksigen tersebut berfungsi untuk mengubah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi tenaga.
Kandungan gizi belut yang terakhir adalah vitamin A dan B. Vitamin A baik untuk penglihatan dan sistem reproduksi Anda, sedangkan vitamin B penting untuk pertumbuhan otak, pembentukan hormon, sel darah merah, serta protein dalam tubuh.

2.      Daging Sapi
Kandungan Gizi Daging Sapipun terbilang kaya sehingga mampu memenuhi kebutuhan gizi manusia.Daging sapi termasuk salah satu sumber esensial dari protein hewani dan lemak.Kitatahu bahwa kedua zat gizi ini sangat penting bagi tubuh.
Protein merupakan bahan utama pembentuk berbagai struktur organ, seperi tulang dan otot, serta komponen-komponen pembentuk seluruh jaringan tubuh. Protein pun sangat penting dalam proses pembentukan enzim, hormon, membran sel, sistem kekebalan tubuh, dan pembentukan sel-sel darah merah di dalam tubuh janin.
Kecukupan protein dalam tubuh, salah satunya dapat dipenuhi dengan mengonsumsi daging sapi.Menurut perhitungan para ahli, setiap 100 gram daging sapi mengandung 19-20 gram protein. Pada makanan olahan daging sapi, semacam korned, dendeng, ataupun daging asap, kadar proteinnya jauh lebih tinggi, antara 24-55 gram protein per 100 gram.Artinya, dengan mengonsumsi 200 gram daging sapi kita sudah bisa memenuhi kebutuhan protein dalam sehari, yaitu sekitar 48 gram.
Adapun lemak dalam daging sapi sangat berguna sebagai sumber kalori yang besar, di mana 1 gram lemak menghasilkan 9 kal (dua kali dari kapasitas karbohidrat), pelindung organ tubuh (sebagai bantalan bagi organ-organ tertentu, misalnya biji mata dan ginjal), pelarut beberapa vitamin (A, D, E, dan K), dan sebagai pembangun bagian-bagian sel dan jaringan tertentu, seperti otak, serabut saraf, jaringan berotot, hati, ginjal, membran sel, dan beberapa organ penting lainnya.
Daging sapi sendiri mengandung sekitar 22 gram lemak per 100 gram.Dengan mengonsumsi, 100 gram daging sapi, 10 persen dari kebutuhan anergi tubuh dalam satu sudah tercukupi. Selain mengandung protein dan lemak, daging sapi pun mengandung vitamin dan mineral dalam kadar yang cukup tinggi, di antaranya vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), zat besi, dan kalsium. Tiamin dan riboflavin sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu proses metabolisme sebagai ko-enzim dalam pembentukan energi.

3.      Daging Ayam
Dianalisa dari nilai gizinya, setiap 100 gram daging ayam mengandung 74 persen air, 22 persen protein, 13 miligram zat kalzium, 190 miligram zat fosfor dan 1,5 miligram zat besi.
Daging ayam mengandung vitamin A yang kaya, lebih-lebih ayam kecil. Selain itu, daging ayam juga mengandung vitamin C dan E.
Daging ayam selain rendah kadar lemaknya, lemaknya juga termasuk asam lemak tidak jenuh, ini merupakan makanan protein yang paling ideal bagi anak kecil, orang setengah baya dan orang lanjut usia, penderita penyakit pembuluh darah jantung dan orang yang lemah pasca sakit. Daging ayam lebih unggul daripada daging sapi, kambing dan babi.
Mengapa daging ayam lebih digemari masyarakat daripada daging-dagingan lainnya, karena daging ayam gampang dimasak. Ditambah masa pertumbuhan dan peternakannya agak pendek
Daging dada ayam, kadar lemaknya rendah, tapi rasanya kurang, dapat dimasak dengan segala bumbu. Daging paha ayam, kadar lemaknya lebih tinggi sedikit dari pada daging dada ayam, dan rasanya lezat. Daging rusuk ayam, nilai gizinya paling tinggi, tinggi kadar protein dan rendah kadar lemaknya, Hati ayam, kaya mengandung vitamin-vitamin A, B1, B2 dan C serta zat mineral seperti besi, fosfor dan kalsium, bagi mereka yang kurang darah, daya lihatnya kurang baik, hipoplasia, dan badan lemah cocok makan hati ayam. Jantung ayam, rasanya lezat, tapi kadar kolesterolnya agak tinggi, maka tidak cocok untuk dikonsumsi orang gemuk, penderita lemak darah tinggi, penyakit pembuluh darah jantung dan tekanan darah tinggi.  Empela ayam, merupakan bahan makanan yang baik untuk menguatkan lambung dan usus,Usus ayam, sangat gurih, tidak berlemak, merupakan makanan sehat. Usus ayam berkhasiat untuk penyakit beser, beser kemih dan bawasir, lebih-lebih usus ayam jantan lebih tinggi khasiatnya. Karena daging ayam mengandung protein yang kaya, untuk mengurangi beban ginjal, penderita uremia dilarang makan daging ayam. Daging ayam bersifat hangat, maka orang yang sedang demam dan panas lambung dianjurkan tidak menyantap daging ayam untuk sementara . Kadar fosfor dalam daging ayam relatif tinggi, untuk tidak mempengaruhi penyerapan preparat besi, pada masa mengkonsumsi preparat besi janganlah makan daging ayam.

4.      Ikan Tongkol
Nilai gizi tongkol terletak pada cairan tertentu yang keluar saat diolah (bisa direbus, dikukus atau digoreng). Selain lezat dan bergizi, tongkol juga memiliki khasiat yang cukup spesifik, yaitu merangsang pertumbuhan sel-sel darah merah dan menghambat proses penuaan. Makannya, jika ingin awet muda, disarankan untuk mengkonsumsi daging ikan tongkol. Jika dikonsumsi secara rutin, minimal tiga kali dalam seminggu sebagai menu utama, penyakit semacam rheumatic dan anemia akan sulit mengganggu anda. Khasiat tongkol lainnya adalah untuk mengobati penyakit antara lain : Rheumatic dan Linu Tulang, Anemia atau Lesu Darah, Mencegah Ejakulasi Dini, Kulit Kusam.

5.      Ikan Teri
Ikan teri (Stokphorus Spp) merupakan salah satu ikan favorit karena mulai dari kepala, daging sampai tulangnya dapat langsung dikonsumsi. Salah satu keistimewaan ikan teri dibandingkan dengan ikan lainnya adalah bentuk tubuhnya yang kecil sehingga mudah dan praktis dikonsumsi oleh semua umur. Ikan teri merupakan salahsatu sumber kalsium terbaik untuk mencegah pengeroposan tulang. Ikan teri merupakan sumber kalsium yang tahan dan tidak mudah larut dalam air. Kandungan gizi teri segar meliputi energi 77 kkal; protein l6gr; lemak 1.0 gr; kalsium 500 mg; phosfor 500 mg; besi 1.0 mg; Vit A RE 47; dan Vit B 0.1 mg

e.       Sayuran
1.      Bayam
Kandungan gizi bayam adalah zat besi yang sangat diperlukan oleh tubuh sebagai pembentuk sel-sel darah merah. Sehingga dengan mengkonsumsi bayam, kita akan terhindar dari penyakit kurang darah atau yang dikenal dengan anemia. Selain itu, bayam juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan serat.
Bayam juga dapat dinilai sebagai sayuran yang sangat baik untuk dikonsumsi karena kandungan vitaminnya yang nyaris lengkap. Di dalam bayam terdapat vitamin K, vitamin A, vitamin C, E, B1, B2, B6, dan folat. Di dalam juga bayam tidak hanya vitamin, namun lengkap dengan kandungan mineral seperti magnesium, mangan, kalium, kalsium yang bagus untuk tulang dan besi.
Daun bayam sangat baik bagi kesehatan ginjal dan organ pencernaan karena bayam kaya akan serat sehingga dapat mengatasi sembelit dan melancarkan buang air besar. nutrisiyang terkendung juga dapat menurunkan kolesterol, gula darah, menurunkan tekanan darah, dan melancarkan peredaran darah serta dapat mencegah kanker usus, diabetes, dan gagal ginjal.Namun zat purin dalam bayam dapat memicu kambuhnya penyakit nyeri sendi, asam urat dan rematik.

2.      Kangkung
Dalam 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam terdapat air, energi, protein, lemak, serat, karbohidrat, berbagai vitamin, mineral, asal amino, kalsium, fosfor, karoten dan zat besi.
Kandungan air kangkung 32,3 g (pada penyajian 34 g) yang artinya banyak sekali kandungan airnya. Kandungan kalori sangat sedikit  , sehingga tidak perlu takut mengalami kegemukan karena kangkung. Vitami pada kangkung cukup lengkap namun tidak terdapat vitamin D. Kangkung juga merupakan sumber protein yang baik, Folat, Asam Pantothenic dan tembaga, dan sumber yang sangat baik dari vitamin A, vitamin C, vitamin E (alfa tokoferol), Vitamin K, Tiamin, Riboflavin, Vitamin B6, Kalsium, Magnesium, Fosfor , Kalium dan mangan. 

3.      Kubis
Kubis, kol, kobis, cabbage atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica oleracea L. Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. Daun ini tersusun sangat rapat membentuk bulatan atau bulatan pipih, yang disebut krop, kop atau kepala (capitata  berarti “berkepala”).
Suatu studi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, AS, yang melibatkan sampel manusia lebih dari 1.000 orang mengungkapkan, mereka yang rajin makan sayuran dapat mengurangi risiko kanker kolon sebesar 35 persen, sedangkan yang mengonsumsi kubis-kubisan dapat menekan risiko kanker 44 persen. Sementara studi di Belanda dengan sampel lebih dari 100.000 orang hasilnya relatif sama, yaitu konsumsi sayuran bisa mengurangi risiko kanker kolon 25 persen, kubis-kubisan bisa mengurangi risiko sampai 49 persen. Hal ini menegaskan bahwa peran kubis-kubisan sebagai sayuran anti kanker dapat diandalkan. Kubis-kubisan dapat mengurangi risiko kanker paru sampai 30 persen pada kelompok bukan perokok. Pada kelompok perokok, lebih baik lagi, yaitu menekan risiko kanker paru sampai 69 persen. Jadi, ini dapat menjadi kabar baik bagi perokok, kalau memang tidak bisa berhenti merokok jangan lupa selalu mengonsumsi kubis-kubisan sebagai sayur teman nasi.
Kandungan Gizi Kubis, mentah, Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)
Energi 103 kJ (25 kcal)
–          Karbohidrat 5,8 g
–          Gula 3,2 g
–          Diet serat 2,5 g
–          Lemak 0,1 g
–          Protein 1,28 g
–          Thiamine (Vit. B1) 0,061 mg (5%)
–          Riboflavin (Vit. B2) 0,040 mg (3%)
–          Niacin (Vit. B3) 0,234 mg (2%)
–          Asam pantotenat (B5) 0,212 mg (4%)
–          Vitamin B6 0,124 mg (10%)
–          Folat (Vit. B9) 53 mg (13%)
–          Vitamin C 36,6 mg (61%)
–          Kalsium 40 mg (4%)
–          Besi 0,47 mg (4%)
–          Magnesium 12 mg (3%)
–          Fosfor 26 mg (4%)
–          Kalium 170 mg (4%)
–          Seng 0,18 mg (2%)
Sumber: USDA Nutrient database

4.      Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang.
               Dr. Leane Suniar Manurung, MSc.  : Melihat khasiat tomat begitu banyak, maka tomat baik dikonsumsi siapapun sejak usia dini. “Apalagi tomat juga timggi kandungan vitamin C dan vitamin A, yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.”   Tapi tomat seperti apa yang baik dikonsumsi? Jika melihat dipasaran, kita bisa menemukan tomat dengan dua warna, yakni warna merah dan hijau. Perbedaan warna ini menunjukan kandungan vitaminnya. Menurut Leane, tomat yang baik dikonsumsi adalah tomat merah. Tomat berwarna merah mengandung vitamin C dan vitamin A lima kali lebih banyak dibandingkan dengan tomat hijau.Semakin matang tomat, semakin kaya kandungan vitaminnya. “Karena itu anak kecil sebaiknya dibiasakan banyak makan tomat merah. Ini penting untuk kesehatan matanya,” ujar Leane. Jadi, tak pelu ragu memberi si kecil tomat. Sejak usia 6 bulan, seorang anak mulai dibiasakan memakan tomat yang dicampur dengan sayuran lainnya.
Kandungan Gizi Tomat merah, mentah Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)
Energi 75 kJ (18 kcal)
–          Karbohidrat 4 g
–          Gula 2.6 g
–          Diet serat 1 g
–          Lemak 0,2 g
–          Protein 1 g
–          Air 95 g
–          Vitamin C 13 mg (22%)
Sumber: USDA Nutrient database

5.      Wortel
            Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 – 24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m, dengan bunga berwarna putih.
Nilai Kandungan gizi Wortel per 100 g (3.5 oz)
Energi 173 kJ (41 kcal)
–          Karbohidrat 9 g
–          Gula 5 g
–          Diet serat 3 g
–          Lemak 0,2 g
–          Protein 1 g
–          Vitamin A equiv. 835 mg (93%)
–          Beta-karoten 8285 mg (77%)
–          Thiamine (Vit. B1) 0.04 mg (3%)
–          Riboflavin (Vit. B2) 0,05 mg (3%)
–          Niacin (Vit. B3) 1.2 mg (8%)
–          Vitamin B6 0,1 mg (8%)
–          Folat (Vit. B9) 19 mg (5%)
–          Vitamin C 7 mg (12%)
–          Kalsium 33 mg (3%)
–          Besi 0,66 mg (5%)
–          Magnesium 18 mg (5%)
–          Fosfor 35 mg (5%)
–          Kalium 240 mg (5%)
–          Sodium 2,4 mg (0%)
Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa.

6.      Katuk (Sauropus androgynus)
Katuk merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (bahasa Cina) , cekur manis (bahasa Melayu) dan rau ngót (bahasa Vietnam). Daun katuk merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran air susu ibu (ASI).
Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya untuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.
                Kandungan Gizi Katuk, Euphorbiaceae, Sauropus androgynous. Dalam 100 g daun katuk terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Tanaman katuk dapat meningkatkan produksi ASI diduga berdasarkan efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Pada penelitian terdahulu daun katuk mengandung efedrin.

7.      Asparagus
asparagus, dalam pengertian umum, adalah suatu jenis sayuran dari satu spesies tumbuhan genusAsparagus, terutamaAsparagus telah digunakan sejak lama sebagai bahan makanan karena rasanya yang sedap dan sifat diuretiknya. Dengan adanya sifat diuretik tersebut, asparagus berkhasiat untuk memperlancar saluran urin sehingga mampu memperbaiki kinerja ginjal. Asparagus merupakan sumber terbaik asam folat nabati, sangat rendah kalori, tidak mengandung lemak atau kolesterol, serta mengandung sangat sedikit natrium. Tumbuhan ini juga merupakan sumber rutin, suatu senyawa yang dapat memperkuat dinding kapiler.
Asparagus rendah kalori, tidak mengandung kolesterol dan sangat rendah sodium. Ini juga merupakan sumber yang baik untuk vitamin B6, kalsium, magnesium dan seng, dan sumber yang sangat baik serat, protein, vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin K, thiamin, riboflavin, rutin, niacin, asam folat, besi, fosfor, kalium, tembaga, mangan dan selenium. Asam amino asparagina berasal dari asparagus, tanaman asparagus kaya akan kandungan bahan yang satu ini.
Kandungan Gizi Asparagus per 100 g (3.5 oz)
–          Energi 85 kJ (20 kcal)
–          Karbohidrat 3,88 g
–          Gula 1,88 g
–          Diet serat 2,1 g
–          Lemak 0,12 g
–          Protein 2.20 g
–          Thiamine (Vit. B1) 0,143 mg (11%)
–          Riboflavin (Vit. B2) 0,141 mg (9%)
–          Niacin (Vit. B3) 0,978 mg (7%)
–          Asam pantotenat (B5) 0,274 mg (5%)
–          Vitamin B6 0,091 mg (7%)
–          Folat (Vit. B9) 52 mg (13%)
–          Vitamin C 5,6 mg (9%)
–          Kalsium 24 mg (2%)
–          Besi 2,14 mg (17%)
–          Magnesium 14 mg (4%)
–          Fosfor 52 mg (7%)
–          Kalium 202 mg (4%)
–          Seng 0,54 mg (5%)
–          Mangan 0,158 mg
Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa.
Sumber: USDA Nutrient database.
8.      Selada
Selada juga disebut sebagai romaine, memiliki daun memanjang, kasar, dan bertekstur renyah, dengan tulang daun tengah lebar dan jelas. Daun panjangnya yang agak sempit cenderung tumbuh tegak dan secara longgar bertumpang-tindih satu sama lain, serta tidak membentuk kepala. Sifat pascapanennya sama dengan tipe kepala renyah.


Nilai Kandungan Gizi Selada Cos – Selada Romaine gizi per 100 g (3.5 oz)
Energi 72 kJ (17 kcal)
Karbohidrat 3.3 g
Diet serat 2,1 g
Lemak 0,3 g
Protein 1,2 g
Air 95 g
Vitamin A equiv. 290 mg (32%)
Folat (B9 Vit.) 136 mg (34%)
Vitamin C 24 mg (40%)
Kalsium 33 mg (3%)
Besi 0,97 mg (8%)
Fosfor 30 mg (4%)
Kalium 247 mg (5%)

9.      Paku Sayur
Paku sayur (Diplazium esculentum) merupakan sejenis pakis yang biasa dimakan sebagai sayuran oleh penduduk di Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik. Paku sayur ini biasanya tidak dibudidayakan, melainkan tumbuh liar di tepi sungai, tebing-tebing yang lembab dan teduh, atau di hutan dan pegunungan. Pedagang biasanya memanen tanaman ini di sore atau pagi hari. Di Indonesia, sayuran ini tidak kenal musim, sehingga dapat dipanen setiap saat.
Daun pakis dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan luka. Hal itu dikarenakan kandungan vitamin C-nya cukup tinggi, yaitu 30 mg per 100 g. Fungsi vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisln menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin, yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen.
Kolagen merupakan senyawa protein yang memengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, membran kapiler, dan kulit. Dengan demikian, vitamin C berperan besar dalam penyembuhan luka.
Daun pakis yang berwarna hijau gelap kaya akan betakaroten. Di dalam tubuh, betakaroten akan dimetabolisme menjadi vitamin A. Kandungan betakaroten dalam daun pakis setara dengan 432 RE vitamin A.
Betakaroten ini berperan dalam mengatur proses metabolisme di beberapa jaringan tubuh. Selain itu, betakaroten juga mengatur kerja gen-gen yang terlibat dalam sistem imunitas, sehingga dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit, khususnya penyakit infeksi.
Daun pakis juga dipercaya berkhasiat mencegah penyakit rematik. Hal itu dikarenakan adanya kandungan kalsium dan fosfor yang cukup tinggi, yaitu masing-masing 42 mg dan 172 mg per 100 g daun pakis.
Kalsium dan fosfor merupakan mineral makro yang diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan, dan pemeliharaan kesehatan tulang.
Tabel. Komposisi zat gizi per 100 gram daun pakis
Zat gizi
Kadar
Energi (kkal)
35
Protein (g)
4
Lemak (g)
0,3
Karbohidrat (g)
6,4
Kalsium (mg)
42
Fosfor (mg)
172
Besi (mg)
1,3
Vitamin A (RE)
432
Vitamin B (mg)
0
Vitamin C (mg)
30
Air (g)
88
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2004)

10.  Brokoli
Broccoli (Brassica oleracea L. Kelompok Italica) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan.
Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih.
Sebagai makanan, brokoli biasanya direbus atau dikukus, atau dapat pula dimakan mentah. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit. Brokoli mengandung vitamin C dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker.brokoli ternyata efektif mencegah serangan jantung dan stroke. Zat kimia sulforaphane yang terkandung di dalam brokoli, berfungsi menguatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah penyumbatan arteri.
Hasil penelitian Journal Arteriosclerosis Thrombosis and Vascular Biology mengklaim, brokoli efektif mencegah serangan jantung dan stroke. Zat kimia sulforaphane yang terkandung di dalam brokoli, menurut peneliti, berfungsi menguatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah penyumbatan arteri.
Cara kerja sulforaphane, menurut peneliti, arteri yang berbentuk melengkung lebih berisiko terserang penyakit karena kekurangan protein yang dikenal dengan Nrf2. Sementara arteri yang lurus, lanjut peneliti, dilindungi protein tersebut. Perlindungan ini akan mencegah sel-sel mengalami peradangan, indikasi awal perkembangan penyakit jantung.

f.       Lain-lain
1.      Sagu
Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia (Metroxylon sago Rottb.). Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka, meskipun keduanya sebenarnya berbeda.
Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.
Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi)
Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya. Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10mg kalsium, 1,2mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.

2.      Sukun
Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif karena keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional (beras), artinya keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan konvensional. Sukun dapat dipakai sebagai pangan alternatif pada bulan-bulan Januari, Pebruari dan September, dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi paceklik padi. Musim panen sukun dua kali setahun. Panen raya bulan Januari – Februari dan panen susulan pada bulan Juli – Agustus.  Di Indonesia, daerah penyebaran hampir merata di seluruh daerah, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mengingat penyebaran sukun terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia, serta jarang terserang hama dan penyakit yang membahayakan, maka hal ini memungkinkan sukun untuk dikembangkan. Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%, kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8% dan serat atau fiber 2%. Bagian yang bisa dimakan (daging buah) dari buah yang masih hijau sebesar 70 persen, sedangkan dari buah matang adalah sebesar 78 persen. Buah sukun yang telah dimasak cukup bagus sebagai sumber vitamin A dan B komplek tetapi miskin akan vitamin C. Kandungan mineral Ca dan P buah sukun lebih baik daripada kentang dan kira-kira sama dengan yang ada dalam ubi jalar.

3.      Susu Kedelai
Susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein dari nasi dan makanan sereal lainnya.Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Misalnya, protein efisiensi rasio (PER) susu kedelai adalah 2,3, sedangkan PER susu sapi 2,5. PER 2,3 artinya, setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan pada hewan percobaan (tikus putih) sebanyak 2,3 g pada kondisi percobaan baku. Susu kedelai tidak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineralnya terutama kalsium lebih sedikit ketimbang susu sapi. Karena itu dianjurkan penambahan atau fortifikasi mineral dan vitamin pada susu kedelai yang diproduksi oleh industri besar.
Karbohidrat dalam susu kedelai, hanya 12 – 14% yang dapat digunakan tubuh secara biologis. Karbohidratnya terdiri atas golongan oligosakarida dan golongan polisakarida.Golongan oligosakarida terdiri dari sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air.Sedangkan golongan polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut dalam air dan alkohol, serta tidak dapat dicerna.
Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan vitamin B2, B2 niasin, piridoksin, dan golongan vitamin B yang tinggi. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K.
KEADAAN SUMBER PANGAN DI INDONESIA DAN PERMASALAHAN-PERMASALAHANNYA
Indonesia mempunyai kelebihan yang luar biasa bila dibanding dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Apapun yang kita tanam bisa tumbuh bahkan orang Belanda bilang di Indonesia jari di tanam bisa tumbuh. Itu artinya bahwa wilayah Indonesia ini memang betul-betul sangat subur dan kaya akan berbagai macam pangan lokalnya. Pangan lokal sesungguhnya merupakan bentuk kekayaan budaya kuliner kita. Keanekaragamannya yang terbentuk atas dasar ketersediaan bahan baku dan kebutuhan lokal, menjadikannya memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan kebutuhan masyarakat akan energi bagi tubuhnya.
Sebuah bangsa dapat dikatakan sejahtera apabila seluruh rakyatnya dapat merasa berkecukupan. Baik pakan, sandang, maupun papan, pangan sebagai kebutuhan primer, mau tidak mau harus menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi, karena pangan menyangkut kelangsungan hidup. Sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki peringkat jumlah penduduk terbesar di dunia, pangan menjadi permasalahan yang sering dialami.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan atas pangan menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Karena itu, pembangunan pangan dan gizi perlu diposisikan sebagai central of development bagi keseluruhan pencapaian target Millenium Development Goal’s yang menjadi komitmen bersama.
Permasalahan pangan dan gizi mengalami perkembangan yang sangat cepat dan komplek. Perkembangan lingkungan global seperti adanya global climate change dan meningkatnya harga minyak dunia telah mendorong kompetisi penggunaan hasil pertanian untuk pangan,bahan energy,dan pakan ternak yang makin tajam. Di samping itu, kecenderungan pengabaian terhadap good agricultural practices dan sumber pangan lokal dikhawatirkan akan mengancam ketahanan pangan dan gizi nasional.
Perkembangan ini memerlukan telaah dan respon kebijakan yang lebih menjamin terhadap pengamanan aksesibilitas pangan masyarakat. Globalisasi juga mendorong perubahan pola konsumsi pangan masyarakat yang memerlukan perhatian akan dampaknya terhadap kesehatan. Di samping itu, adanya berbagai isu di masyarakat seperti permasalahan kekurangan gizi dalam bentuk gizi kurang dan gizi buruk, masalah kegemukan atau gizi lebih, serta keamanan pangan juga memerlukan telaah yang komprehensif untuk mencari solusinya, termasuk aspek revitalisasi kelembagaan pangan dan gizi.
Keanekaragaman Indonesia hayati sangat kaya, terdiri atas keanekaragaman tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tingkat genetik, yang mencakup makhluk hidup beserta interaksi antar makhluk hidup serta interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.Keanekaragaman hayati pada sistem pertanian telah mengalami kemerosotan yang nyata.Hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya jenis tanaman penyedia kebutuhan pangan pokok yang mengancam terwujudnya ketahanan pangan. Apabila kondisi ini dibiarkan terus berlangsung, maka kemampuan nasional untuk meningkatkan produksi pangan akan menurun. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya krisis pangan di masa datang.

KEADAAN GIZI MASYARAKAT INDONESIA TERKAIT DENGAN SUMBER PANGAN YANG TERSEDIA
Sebenarnya, jika pemerintah maupun masyarakat mau memanfaatkan sumber pangan yang ada di Indonesia, itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat di Indonesia.
Namun, Hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan, menunjukkan pada tahun 2010 tercatat 43616 anak balita gizi buruk yang ditemukan dan telah dirawat. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sejumlah 56941 anak.
Akan tetapi, terdapat tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur yang secara berturut-turut dari 2005-2010 selalu hadir. Pada bulan Juli 2010, Provinsi NTT pada tahun 2005, 2007 dan 2008, menduduki posisi teratas sedangkan tahun 2006 dan 2009 masing-masing ditempati Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tahun 2010, Jawa Timur menyumbang angka terbesar yaitu lebih dari 14000 kasus, sedangkan Jateng dan NTT menurun menjadi 3791 dan Jawa Tengah menjadi 4991 kasus. Ketiga provinsi tersebut selama 6 tahun berturut-turut (2005-2010) masuk ke dalam kategori 10 provinsi dengan kasus tertinggi.
Apabila dikelompokkan menurut wilayah pulau, nampak bahwa wilayah Jawa-Bali merupakan kontributor terbesar terhadap angka nasional (64,6%) sedangkan wilayah Maluku-Papua-Nusatenggara hanya berkontribusi sebsar 23,0%. Paling rendah adalah wilayah Kalimantan, sebesar 1,8%. Hal ini mungkin terkait dengan jumlah penduduk, khususnya anak balita, yang memang terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali.
Penurunan kasus gizi buruk secara nasional, kemungkinan karena intensitas kegiatan intervensi, khususnya pada anak balita, yang dilaksanakan oleh para petugas gizi dan kesehatan di lapangan.Intervensi yang dilakukan berupa intervensi langsung seperti Pemberian Makanan Tambahan, Pemberian Makanan Pendamping ASI, maupun intervensi tak langsung seperti penyuluhan dan konseling gizi kepada kelompok masyarakat di daerah.

UPAYA PEMERINTAH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN DAN PERSOALANNYA.
1.      Pemanfaatan SDA
Keanekaragaman hayati Indonesia sebagai sumber daya alam yang merupakan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dijaga, dilestarikan, dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Kewajiban tersebut dilakukan dengan maksud agar keanekaragaman hayati tetap menjadi sumber dan penunjang kehidupan rakyat Indonesia serta makhluk hidup lainnya, baik di masa sekarang maupun di masa akan datang.
Masyarakat membutuhkan keanekaragaman genetik dalam pertanian untuk menghadapi perubahan lingkungan, termasuk pergeseran dinamika populasi hama, penyakit, gulma, perubahan iklim, dan perubahan selera masyarakat. Ketersediaan Keanekaragaman sumber daya genetik terus menerus dibutuhkan, karena varietas tanaman selalu berada pada kondisi interaksi dengan faktor lingkungan, ekonomi, dan industri pertanian.Ketika salah satu faktor lingkungan atau ekonomi berubah, tanaman yang diusahakan di lahan harus disesuaikan dengan perubahantersebut.Untuk itu diperlukan cadangan sumber daya genetik guna merakit varietas tanaman baru.Cadangan sumber daya genetik ini diperoleh dari pelestarian keanekaragaman genetik tanaman.
Pada tingkat dunia berbagai spesies baik yang sudah dibudidayakan maupun yang dimanfaatkan secara langsung dari alam, hanya sejumlah kecil saja yang menjadi komoditas pertanian, bahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok hanya empat jenis saja yang menjadi andalan, yaitu padi, gandum, kentang dan jagung. Di Indonesia, sumber pangan pokok terbatas pada padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan sagu. Sementara itu sebagian besar keanekaragaman hayati sumber pangan yang ada di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara optimal.Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian menjadi sangat penting.

2.      Pengadaan makanan pendamping bagi balita.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan sejumlah dana untuk pengadaan Makanan Pendamping ASI yang diberikan kepada anak balita di seluruh Indonesia. Selain itu juga mulai tahun ini digalakkan surveilans gizi di seluruh kabupaten kota, dan pemantauan pertumbuhan di seluruh posyandu. Upaya lain yang khusus bagi anak balita adalah pemberian serbuk Taburia, sebagai suplementasi multigizimikro yang akan meningkatkan intake makanan pada anak.

3.      Pemenuhan hak atas pangan.
Pemerintah harus aktif dalam mengupayakan pemenuhan hak atas pangan, serta tidak melakukan pengurangan. Campur tangan negara hanya diperbolehkan dalam rangka mendorong masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini tentunya mendorong upaya pemerintah untuk mendistribusikan pangan kepada masyarakat dan meningkatkan produksi pangan agar kebutuhan hidup warganegaranya tercukupi serta mengurangi ketergantungan pangan pada pihak manapun.

4.      Meningkatkan Produksi Pangan
Produksi pangan bersifat fluktuasi yang di pengaruhi oleh cuaca, gangguan hama, penyakit dan gangguan alam. Adapun cara-cara untuk meningkatkan produksi pangan, yaitu:
a.       Intensifikasi produksi pangan melalui pemakaian jenis tanaman unggul yang cepat tumbuh dan tahan penyakit, pengunaan pupuk, pemakaian irigasi teknis yang efektif, penggunaan alat dan obat pemberantas hama (penyakti) yang aman dan efektif, dan penerapanan teknologi bercocok tanam modern.
b.      Ekstensifikasi atau perluasan produksi pangan, yaitu: memproduksi jenis dan banyaknya bahan makanan yang terutama adalah bahan makanan pokok dengan cara pengembangan akua kultur secara intensif atau jika memungkinkan pembukaan lahan baru.
c.       Diversikasi pangan yang berarti menganekaragamkan makanan pokok masyarakat suatu daerah dengan berbagai makanan pokok yang dapat disediakan oleh pemerintah seperit beras, jagung, gandum, ketela pohon, sagu, dan lain sebagainya. Diversifikasi juga dalam bentuk olahan makanan, seperti beras yang tidak hanya diolah dalam bentuk nasi tetapi mungkin juga dalam bentuk roti, yang tentunya mempunyai daya simpan yang lebih lama dan lebih mudah untuk di distribusikan.


Kesimpulan
Pangan merupakan sumber makanan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Bahan pangan yang ada di Indonesia sangat beranekaragam dan memiliki kandungan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat Indonesia.
Permasalahan pangan dan gizi mengalami perkembangan yang sangat cepat dan komplek. Perkembangan ini memerlukan telaah dan respon kebijakan yang lebih menjamin terhadap pengamanan aksesibilitas pangan masyarakat. Globalisasi juga mendorong perubahan pola konsumsi pangan masyarakat yang memerlukan perhatian akan dampaknya terhadap kesehatan.
Keanekaragaman hayati pada sistem pertanian telah mengalami kemerosotan yang nyata. Hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya jenis tanaman penyedia kebutuhan pangan pokok yang mengancam terwujudnya ketahanan pangan. Apabila kondisi ini dibiarkan terus berlangsung, maka kemampuan nasional untuk meningkatkan produksi pangan akan menurun. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya krisis pangan di masa datang.
Hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan, menunjukkan pada tahun 2010 tercatat 43616 anak balita gizi buruk yang ditemukan dan telah dirawat. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sejumlah 56941 anak.
Apabila dikelompokkan menurut wilayah pulau, nampak bahwa wilayah Jawa-Bali merupakan kontributor terbesar terhadap angka nasional (64,6%) sedangkan wilayah Maluku-Papua-Nusatenggara hanya berkontribusi sebsar 23,0%. Paling rendah adalah wilayah Kalimantan, sebesar 1,8%. Hal ini mungkin terkait dengan jumlah penduduk, khususnya anak balita, yang memang terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali.
Untuk mengatasi masalah gizi dan pangan yang ada di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain :
Pemanfaatan SDA. Hal ini dikarenakan sebagian besar keanekaragaman hayati sumber pangan yang ada di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian menjadi sangat penting
Pengadaan makanan pendamping bagi balita. Hal ini dikarenakan masih banyaknya balita yang mengalami gizi kurang diberbagai daerah. Oleh karena itu, pemberian serbuk Taburia, sebagai suplementasi multigizimikro yang akan meningkatkan intake makanan pada anak.
Intensifikasi produksi pangan melalui pemakaian jenis tanaman unggul yang cepat tumbuh dan tahan penyaki.
Ekstensifikasi atau perluasan produksi pangan, dengan memproduksi jenis dan banyaknya bahan makanan pokok dengan cara pengembangan akua kultur secara intensif atau jika memungkinkan pembukaan lahan baru.
Diversikasi pangan dengan  menganekaragamkan makanan pokok masyarakat suatu daerah dengan berbagai makanan pokok yang dapat disediakan oleh pemerintah.


Daftar Pustaka
Anonymous. 2010. Sumber Pangan dan Gizi di Indonesia. http://gizi.net/makalah/Ilmugizi-mkn-daerah1.pdf. Di akses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2011. Macam Umbi-Umbian di Indonesia. http://www.anneahira.com .Di akses tanggal 14 Juni 2011
Anonymous. 2011. Suku Gandum dan Kandungan Gizinya. http://www.anneahira.com. Diakses tanggal 14 Juni 2011
Anonymous. 2009. Pengertian Pangan dan Hubungannya dengan Gizi.http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-vitamin-jenis-jenis-vitamin-sumber-sumber-vitamin/.Diakses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2010. Keadaan sumber pangan di Indonesia.http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/indonesia-berada-dalam-keadaan-rawan-pangan-hu6rcdd.html. Diakses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2011. Kandungan Gizi Pada Susu Kedelai.http://www.google.co.id. Diakses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2010. Upaya Pemerintah Meningkatkan Gizi di Indonesia.http://modemmurah.net/info-baru/upaya-pemerintah-meningkatkan-gizi-masyarakat-melalui-program-nice. Diakses tanggal 14 Maret 2011
Anonymous. 2011. Upaya Pemerintah dalam Pembinaan Gizi di Indonesia.http://gizi.net/2010/07/rencana-anggaran-program-pembinaan-gizi-masyarakat-2011-dibahas. Diakses tanggal 14 Maret 2011
Budianto, Agus Krisno. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang Press.