A. PENGERTIAN
SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam merupakan unsur lingkungan yang mutlak yang di butuhkan dalam
kehidupan di permukaan bumi. Namun,
lambat laun sumber daya yang ada di bumi ini mengalami ekploitasi secara besar-besaran yang di lakukan oleh manusia.
B. MACAM-MACAM KERUSAKAN PADA SUMBER
DAYA ALAM
1) ILLEGAL LOGGING
Kegiatan penebangan, pengangkutan dan
penjualan kayu yang merupakan bentuk ancaman faktual
disekitar perbatasan yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas
setempat
2)
KESUBURAN TANAH
Dalam dunia
pertanian, tanah mempunyai peranan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar
tanaman, tempat persediaan udara bagi pernapasan akar, tempat persediaan
unsur-unsur makanan bagi tumbuhan, tempat persediaan air bagi tumbuh-tumbuhan
dan tempat berkembangnya mikro dan makroorganisme yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
Agar mampu
menjalankan peran-peran tersebut, maka tanah harus memiliki kesuburan dan
kesehatan yang baik. Kata ”kesuburan dan kesehatan tanah” sering kali digunakan
secara bersamaan. Pada kenyataannya ada dijumpai tanahnya subur tetapi tanaman
yang tumbuh di atasnya, tumbuh tidak sehat. Terdapat perbedaan definisi
antara kesuburan dan kesehatan tanah. Kesuburan tanah adalah kemampuan
tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dengan sifat kimia, fisika, dan
biologi yang dimilikinya.
Sedangkan
kesehatan tanah bisa diartikan suatu keadaan tanah yang dapat mendukung
pertumbuhan tanaman secara sehat tanpa adanya gangguan apapun. Walaupun
terdapat perbedaan definisi, faktanya terkadang sulit membedakan antara
kesuburan tanah maupun kesehatan tanah karena pada keduanya terkait dengan
sifat kimia, fisika, dan biologi tanah. Ditinjau dari sudut kesuburan,
tanah dipandang sebagai tempat tumbuh tanaman dimana faktor yang sangat
berpengaruh adalah tekstur tanah, ketersediaan hara, aerasi, kemampuan mengikat
tanah dll. Sedangkan ditinjau dari sudut kesehatan tanah, tanah
dipandang sebagai tempat kehidupan, dimana selain faktor fisik dan kimia
seperti tersebut di atas, kehidupan jasad-jasad makro dan mikro di dalam tanah
harus mampu mendukung kehidupan tanaman.
Kesuburan dan
kesehatan tanah bisa berubah ubah. Tanah yang tadinya subur dan sehat bisa saja
menjadi kurang subur dan sakit. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesuburan
dan kesehatan tanah menjadi menurun. Beberapa faktor penyebab menurunnya
kesuburan tanah diantaranya yaitu penyerapan zat hara oleh tanaman,
penguapan elemen hara ke atmosfer, resapan ke dalam tanah, dan terjadinya
erosi. Sedangkan faktor-faktor penyebab menurunnya kesehatan tanah
diantaranya yaitu tidak pernah melakukan pemberian bahan organik ke tanah,
pemakaian pupuk yang berlebihan, terjadinya pencemaran bahan kimia
berbahaya (seperti pestisida kimia), melakukan pembakaran di atas lahan (merusak
tekstur tanah) dan juga erosi.
3)
KERUSAKAN VEGETASI LAUT
Terumbu karang atau coral reefs merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat
di perairan dangkal yang jernih,
hangat (lebih dari 22oC), memiliki kadar CaCO3 atau Kalsium
Karbonat tinggi, dan komunitasnya didominasi berbagai
jenis hewan karang keras. Kalsium
Karbonat ini berupa endapan masif yang dihasilkan oleh organisme karang (Filum Scnedaria, Kelas
Anthozoa, Ordo Madreporaria Scleractinia), alga berkapur, dan organisme
lain yang mengeluarkan CaCO3 (Guilcher, 1988:1).
Arah perkembangan terumbu organik dikontrol
oleh keseimbangan ketiga faktor yaitu hidrologis,
batimetris, dan biologis. Jika
ketiga faktor
seimbang, terumbu berkembang secara radial dan akan terbentuk terumbu paparan
dan apabila pertumbuhan ini berlanjut akan terbentuk terumbu pelataran bergoba.
Namun jika perkembangan radial dibatasi oleh kondisi batimetri akan terbentuk
terumbu paparan lonjong. Terumbu yang terakhir ini tidak membentuk lagun yang
benar dan depresi menyudut merupakan penyebaran pasir. Sedangkan terumbu
paparan dinding terbentuk pada kondisi batimetris
dan hidrologis tidak simetris, di mana perkembangan terumbu
terbatas pada satu atau dua arah. Kondisi ini akan menghasilkan perkembangan
terumbu secara linier, dan membentuk
terumbu dinding berupa terumbu dinding tanduk dan terumbu dinding garpu.
Terbentuknya terumbu dinding garpu ini menunjukkan adanya arus pasang surut
yang kuat. (Zuidam, 1985:1).
Terumbu karang dapat berkembang dan membentuk
suatu pulau kecil. Dari 5 jenis
pulau yaitu Pulau Benua atau Continental Islands, Pulau
Vulkanik atau Volcanic Islands, Pulau
Daratan Rendah atau Low Islands, Pulau Karang
Timbul atau Raised
Coral Islands, dan Pulau Atol atau Atolls, 2 yang
terakhir terbentuk dari terumbu karang. Di sisi lain, dari 10 jenis bentuk lahan, terumbu karang adalah salah satunya. Bentuk lahan ini adalah bentuk lahan organik yaitu berupa binatang. Bentuk
lain yang berhubungan dengan terumbu karang adalah bentuk lahan karst, yaitu terbentuk melalui proses
karstifikasi pada batuan kalsium karbonat.
Namun bentuk lahan
karst ini terbentuk secara alami melalui proses eksogenik dan endogenik
dan berlangsung pada skala besar. Sedangkan
terumbu karang terbentuk secara organik dan relatif perlahan sehingga lebih memungkinkan adanya campur tangan manusia dalam
pertumbuhannya. Hasil identifikasi bentuk lahan
mencerminkan karakteristik fisik lahan dan untuk mendapatkannya dengan melalui
analisis geomorfologis. Geomorfologi adalah studi yang
mendeskripsi bentuk lahan dan proses-proses yang
menghasilkan bentuklahan serta menyelidiki hubungan timbal-balik antara
bentuklahan dan proses-proses tersebut dalam susunan keruangan.
Terumbu
karang mempunyai fungsi yang amat penting bagi kehidupan laut, yaitu sebagai
berikut :
1. Sebagai Spawning
Ground dan Nursery Ground. Secara
alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan
pemijahan, peneluran,pembesaran anak, makan dan mencari makan feeding & foraging, terutama bagi sejumlah spesies yang
memiliki nilai ekonomis.
2.
Sebagai pelindung pantai, dan ekosistem pesisir lain
padang lamun dan hutan mangrove dari terjangan arus kuat dan gelombang besar (Zuidam, 1985:2).
4)EROSI
Peristiwa
pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin,
air
atau es, karakteristik hujan,
creep
pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk
hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.
Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses
penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya.
Erosi
sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan
tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan,
kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan
pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk
menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar
dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur
akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar
tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang
maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building,
praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
Dampak dari
erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah
bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi
lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air
ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang
terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai
(sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan
pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam
jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala
turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih,
tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan
ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi
tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas
hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan
angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan,
porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk
tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna
lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan
ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi
hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi.
sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan
kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan
lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan
berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke
dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang
terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang
mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau
silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya
diperhatikan
Faktor yang
paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan
yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan
organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan
hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah
menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai
angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam
hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat
peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah
dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan
lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan
sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap
erosi meningkat tinggi.
Secara khusus
memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan
tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi
jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak
batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari
jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak
menyebabkan pertambahan erosi.
C.Faktor-faktor penyebab kerusakan Sumber Daya Alam
A). Kerusakan Akibat Alam
1. Kerusakan akibat letusan gunung berapi.
Letusan gunung
berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme. Letusan gunung berapi
merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu membendung atau
mencegahnya. Akibat dari letusan gunung berapi dapat merusak lingkungan hidup.
Kerusakan itu antara lain :
1. Kerusakan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang dapat
menimpa perumahan, daerah pertanian, hutan, dan sebagainya.
2. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan terganggunya
pernapasan juga pemandangan yang gelap, dan dapat menutupi areal pertanian
dan perkebunan yang bisa mengurangi produksi.
3. Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai, sehingga ketika hujan
turun menimbulkan banjir.
4. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk disekitar
gunung api.
5. Lava panas yang meleleh akan merusak dan mematikan apa saja yang dilaluinya.
Setelah dingin, akan membeku menjadi batuan yang keras yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman.
6. Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata
dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinnya.
7. Lahar dingin, dapat merusak areal pertanian, dan daerah permukiman penduduk
serta bangunan lain.
8. Debu-debu gunung api yang bertebaran di udara, dapat menghalangi radiasi
matahari, dan membahayakan penerbangan udara.
B . Kerusakan akibat gempa bumi.
Gempa bumi merupakan hentakan
lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam merambat ke permukaan
bumi. Kerusakan akibat gempa bumi menimbulkan gejala langsung maupun tidak
langsung :
1. Banjir atau tanggul rusak.
2. Gempa di dasar laut menyebabkan tsunami.
3. Tanah di permukaan menjadi merekah.
4. Tanah longsor.
5. Bangunan roboh.
6. Kebakaran yang terjadi akibat dampak lanjutan gempa.
c. Kerusakan akibat Cyclon (angin topan).
Siklon adalah tekanan udara rendah
berupa angin-angin topan atau badai. Kerusakan yang ditimbulkannya tergantung
dengan kuat arusnya. Tipe-tipe siklon :
1. Siklon tropik : terjadi di permukaan laut.
2. Siklon Gelombang : di daerah lintang sedang dan lintang tinggi bersifat
sangat merusak.
3. Tornado di AS : merupakan siklon hebat yang berasal dari anginnya yang
sangat kuat.
Kerusakan yang disebabkan oleh angin topan adalah sebagai berikut:
1. Rumah-rumah yang kurang kuat terbawa sampai beberapa kilometer.
2. Bangunan rumah tembok dan gedung–gedung rusak atapnya bahkan ada yang roboh.
3. Merusak areal hutan, perkebunan, dan pertanian.
d. Musim Kemarau
Beberapa kerusakan akibat musim kemarau,adalah
sebagai berikut :
1. Tumbuh-tumbuhan banyak yang mati sehingga dapat mengancam kehidupan makhluk
hidup lainya.
2. Sungai-sungai, danau-danau dan air tanah menjadi kering sehingga dapat
merugikan daerah pertanian.
3. Sumur-sumur dan sumber air kering.
2. Kerusakan akibat ulah manusia.
a. Pertanian
Penggundulan hutan merupakan salah
satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang
berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi
alang-alang. Akibat lebih jauh, saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan
tanah permukaan yang intensif. Hal ini bisa menyebabkan banjir, sementara itu
saat musim kemarau tempat seperti itu akan mengalami kekurangan air.
b. Perikanan
Cara penangkapan ikan yang salah,
seperti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian berkurangnya
jenis-jenis ikan tertentu di daerah perairan. Apalagi bila menggunakan bahan
peledak, tidak saja ikan besar yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil
lainnya juga ikut mati.
c. Teknologi dan Industri
Penggunaan traktor dalam membajak
sawah sebagai alat bantu, traktor memang mempermudah dan mempercepat dalam
membajak sawah. Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa bahan
bakar, buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan.
d. Pencemaran
Pencemaran (polusi) adalah peristiwa
berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah) karena adanya unsur-unsur baru
atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran adalah
sebagai berikut :
1. Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor dapat
mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas karbon
monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida. Karbon dioksida
mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon monoksida
dapat meracuni dan mematikan makhluk hidup sedangkan belerang dioksida
menyebabkan udara bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada
logam.
2. Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api,
pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan dapat pula terjadi pencemaran
suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar keras-keras. Adanya
pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit dan gangguan
pada manusia dan hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan dan
gangguan saraf.
3. Pencemaran air
Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan
laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya banyak ikan dan mikrobiologi
yang hidup di dalamnya tak mampu hidup lagi. Selain itu air sungai dan laut
yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air tercemar sehingga manusia sulit
mendapat air minum yang sehat dan bersih.
4. Pencemaran tanah
Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain :
• Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal
dari pabrik-pabrik.
• Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus botol bekas.
e. Banjir
Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan banjir, antara lain :
Penggundulan hutan secara tak terencana
Pembuangan sampah di sembarang tempat
Sulit meresapnya air hujan di tanah
perkotaan karena tanah perkotaan banyak tertutup semen beton dan aspal.
Rusaknya tanggul-tanggul sungai dan
banyaknya sungai yang dangkal dengan sungai yang berkelok-kelok.
Beberapa ulah manusia baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan Sumber Daya Alam yaitu :
1. Penebangan hutan secara liar.
2. Perburuan liar.
3. Merusak hutan bakau.
4. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
5. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
6. Pembangunan liar di daerah aliran sungai.
7. Pemanfaatan SDA secara berlebihan di luar batas.
Upaya mengantisipasi kerusakan Sumber Daya Alam.
1. Pelestarian hutan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan antara lain :
1. Reboisasi / penanaman kembali.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
2. Pelestarian laut dan pantai.
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar
laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
3. Pelestarian Flora dan Fauna.
Upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya :
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
4. Pelestarian tanah.
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir merupakan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh
aliran air yang disebut erosi yan berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta
terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena
tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga
menimbulkan kerusakan. Pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara
menggalakkan kegiatan menanam pohon / penghijauan kembali terhadap tanah yang
semula gundul. Untuk daerah perbukitan / pegunungan yang posisi tanahnya miring
perlu dibangun terassering/sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan. Langkah-langkah untuk menjaga kestabilan lahan pertanian daerah miring
dan untuk mengurangi erosi tanah adalah sebagai berikut :
1. Terassering adalah menanam dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi
tanah.
2. Contour farming adalah menanam lahan menurut garis kontur, sehingga
perakaran dapat menahan tanah.
3. Contour plowing adalah membajak searah garis kontur sehingga terjadilah
alur-alur horizontal.
4. Contour strip cropping adalah bercocok tanam dengan cara membagi
bidang-bidang tanah itu dalam bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti
garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok, dan jenis tanamannya tumpang
sari.
5. Crop rotation adalah usaha pergantian jenis tanaman, supaya tanah tidak
kehabisan salah satu unsur hara.
6. Pembuatan tanggul pasangan (guludan) untuk menahan hasil erosi.
7. Reboisasi, menanam kembali hutan-hutan yang gundul.
5. Pelestarian udara.
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Upaya yang dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih
dan sehat antara lain :
1. Menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias. Tanaman dapat menyerap
gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen
melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap
sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan
juga mengeluarkan uap air sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2. Mengupayakan pengurangan emisi / pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran asap mesin yang keluar dari knalpot
kendaraan dan cerobong asap. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya
ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan,
serta pemasangan filter bagi cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi / bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer. Gas Freon yang digunakan untuk pendingin pada AC
maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetik adalah gas yang
dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut.
Lapisan ozon berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan
kembali sinar ultraviolet keluar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar
ultraviolet yang berlebihan akan merusak jaringan kulit dan menyebabkan
meningkatnya suhu udara.
LINK MENGENAI VIDEO SUMBER DAYA ALAM YANG BERSANGKUTAN DENGAN ARTIKEL INI DAPAT DILIHAT DI https://www.youtube.com/watch?v=Ud_T-cuaTXw