Rabu, 24 Desember 2014

KONFLIK


KONFLIK

      A.     Pengertian konflik


Konflik berasal dari kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul, yang dimaksud dengan konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas. Dengan demikian, terjadilah persaingan hingga menimbulkan suatu benturan-benturan fisik baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertian konflik :

   §  Berstein: suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah.
§  Dr. Robert MZ. Lawang: perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga menundukkan saingannya.
§  Drs. Ariyono Suyono: proses atau keadaan dimana dua pihak berusahamenggagalkan tercapainya tujuan masing-masing akibat adanya perbedaan pendapat ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
§  James W. Vander Zanden: suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah yang bertujuan untuk menyisihkan lawan.
§  Soerjono Seokanto: proses memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan disertai ancaman/ kekerasan.
§  Kamus Besar Bahasa Indonesia: percecokan, perselisihan atau pertentangan
§  Sosiologis: proses antara 2 /lebih orang yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya.

 B.  Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan dan cota-citanya. Oleh sebab itu, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang terlibat dalam suatu interaksi sosial.

a. Faktor-Faktor Penyebab Konflik Secara Umum :

1.  Perbedaan Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan dan identitas seseorang. Perbedaan kebiasaan dan perasaan yang dapat menimbulkan kebencian dan amarah sebagai awal timbulnya konflik. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat. Misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki budaya berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula. Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat timbulnya konflik.

 3.  Perbedaan Kepentingan
Setiap individu atau keompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. semua itu bergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Misalnya seseorang pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi sehingga terpaksa harus melakukan rasionalisasi pegawai. Namun, para pegawai yang terkena rasionalisasi merasa hak-haknya diabaikan sehingga perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik. Misalnya mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya  jumlah areal persawahan atau perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.

 4.  Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan itu. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.


b.  Faktor-Faktor Penyebab Konflik di Indonesia

Dalam masyarakat Indonesia yang multikultur rawan terhadap terjadinya suatu konflik sosial, karena secara garis besar struktur sosial masyarakat Indonesia terbagi kedalam berbagai suku bangsa, agama, maupun golongan yang beragam. Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada masyarakat Indoenesia adalah sebagai berikut :

1)  Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain, contohnya adalah konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
2) Terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antara kelompok yang berlainan suku bangsa. Contohnya konflik yang terjadi di Sambas
3) Terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga suku bangsa lain. Contohnya konflik yang terjadi di Sampit.
4) Terdapat potensi konflik yang terpendam, yang telah bermusuhan secara adat. Contohnya konflik antar suku di pedalaman Papua.

I.       Konflik yang sering terjadi di Indonesia:

             1.       Tawuran
Tawuran adalah bentrok antar golongan tertentu dengan golongan tertentu yang berbeda pendapat. Contohnya misalnya tawuran antar pelajar, tawuran antar warga, tawuran antar berbagai ormas dan sebagainya. Tawuran di timbulkan oleh berbagai hal misalnya karena hal sepele. Contohnya mein ejek-ejekan antar sekolah dan sekolah yang di ejek tidak terima karena telah di ejek. Misalnya juga sama seperti tawuran antar warga mereka berselisih dan pada akhirnya salah paham dan pada akhirnya tidak terima dan merasa di rugikan maka dengan sekejap timbul tawuran tersebut.

2.      Razia Satpol PP
Razia Satpol PP dilakukan untuk menertibkan bangunan liar yang di dirikan tanpa izin dan para PKL yang sembarangan berjualan. Trotoar  yang seharusnya untuk para pejalan kaki malah untuk berjualan dan menimbulkan macet ketika ada pembeli yang memarkir kendaraannya di pinggir jalan. Para pedagang sering kali tidak terima oleh razia tersebut. Mereka salah tanggap dengan razia tersebut. Mereka langsung adu mulut dengan para petugas atau bahkan langsung adu otot. Orang yang telah membangun ruko-ruko yang telah menghabiskan biaya pembangunan yang banyak bahkan bisa langsung di rubuhkan atau di hancurkan karena tidak memiliki izin pembangunan. Merka tidak terima dan akhirnya adu mulut dan adu otot. Mereka beranggapan bahwa para Satpol PP ingin menang sendiri dan mereka merasa dirugikan oleh hal tersebut karena telah kehilangan mata pencarian dan tempat mereka untuk mereka tinggal.

3.      Kenaikan BBM Subsidi yang Salah Sasaran
Kenaikan BBM bersubsidi  yang di tetapkan pemerintah menjadi boomerang bagi masyarakat menengah kebawah. Karena pendapatan mereka yang pas-pasan di tambah lagi ongkos yang mahal. Hal ini juga di rasakan bukan hanya untuk para ayah tetapi juga para ibu rumah tangga karena kenaikan BBM kebutuhan juga makin meninggat dan makin mahal saja. Banyak ormas atau kelompok masyarakat nbahkan para mahasiswa mengeluhkan kenaikan BBM tersebut. Mereka yang mengeluhkan hanya memikirkan dampaknya sekarang tapi mungkin 10 tahun kedepan karena kenaikan BBM ini, Negara Indonesia menjadi Negara yang sejahtera. Di tambah lagi sekarang keputusan pemerintah untuk menghapus Premium. Masyarakat makin tidak terima saja dan mereka melakukan demo di berbagai daerah dan gedung-gedung pemerintahan.

II.       Solusi Untuk konfli di atas: 
1.       Tawuran
  •      Jangan salah paham dulu ketika ada seseorang atau kelompok berbicara
  •      Menyelesaikan dengan kepala dingin
  •     Tidak membuat suasana menjadi ricuh
  •      Jangan berbicara sembarangan


2.      Razia Satpol PP
  •       Untuk masyarakat seharusnya membuat surat izin dulu untuk mendirikan suatu tempat
  •      Jangan mementingkan urusannya sendiri
  •      Jika tidak ingin di kasari maka jangan bersikap kasar terhadap orang lain
  •       Jangan membangun di sembarang tempat karena itu bisa menimbulkan bencana bagi orang lain. Contoh: membangun bangunan di bawah kali/sungai, jika banjir maka efek yang di timbulkan itu bisa jdi bencana untuk oran banyak.


3.      Kenaikan BBM Subsidi yang Salah Sasaran
  •       Pemerintah harus bijaksana terhadap keputusannya
  •       Masyarakat menengah ke atas jangan menggunakan BBM bersubsidi
  •       Gaji/pendapatan para buruh di naikkan


Ini pendapat saya tentang konfik yang sering terjadi di Indonesia, mungkin masih banyak lagi konflik yang sering terjadi di Indonesia. Terima kasi yang telah membaca. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar